Visiting Lecture 2021 Prodi Perpustakaan Yarsi Hadirkan Tiga Pembicara Hebat

Open Access (OA) biasa disebut publishing model dalam konteks komunikasi ilmiah  memungkinkan pemanfaatan informasi dan data ilmiah tanpa ongkos tambahan. AO menjadi  sebuah gerakan, fenomena infomasi ilmiah atau akademik dalam bentuk publikasi  atau data tersedia secara bebas dan lepas dari hambatan teknis, finansial, maupun legal. Demikian pernyataan Putu Laxman Pendit, Ph.D dari School of Business Information Technology RMT University Melbourne Australia saat bicara di webinar  Visiting Lecture 2021 UniversitasYarsi, pagi tadi.

Selanjutnya Doktor Putu, sapaan Putu Laxman Pendit menambahkan, OA dari segi sistem publikasi telah memiliki beberapa peraturan atau proses spesifik dengan beragam konsep berkembang. “ Intinya mempersoalkan sebuah proses penyajian karya ilmiah bisa diakses secara transparan dan memudahkan para pengguna.” Jelasnya.

Meski demikian OA memiliki beberapa isu di beberapa negara, terutama di Australia.

Australian Research Council, salah satu entitas Commonwealth memberi nasihat kepada pemerintah Australia tentang masalah penelitian sudah mewajibkan OA untuk semua publikasi sejak 2013, namun ilmuwan tetap boleh untuk tidak menerbitkan melalui jalur OA dengan alasan terikat perjanjian.

Menurut Dokter Putu, dalam konteks perpustakaan dan informasi, OA tidak memiliki nilai berarti jika tidak diikuti dengan Strategic Scholarly Publishing, salah satu penerbitan ilmiah strategis mengikuti pendekatan sistematis untuk memaksimalkan keberhasilan dalam upaya penerbitan.

Pada webinar ini, Doktor Putu juga mengulas Repositori yaitu institusi merupakan wadah penyimpanan digital dari suatu institusi atau lembaga bertujuan menyimpan, mengelola, mempublikasikan dan melestarikan hasil karya intelektual demi kepentingan akademis atau penelitian.

Repositori bertujuan  membuka luaran institusi bagi audiens sedunia, memaksimumkan visibilitas, mengelola serta mengukur aktivitas riset, dan pengajaran pendekatan interdisiplin pada penelitian dan membantu pengajaran digital.

Dalam Visiting Lecture 2021 digelar Prodi Perpustakaan Sains Informasi Universitas Yarsi menghadirkan 3 pembicara hebat, selain Doktor Putu, turut berbicara Dosen Luar Biasa UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Sulistyo Basuki

Dan Dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro,Doktor  Heriyanto.

Prof. Sulistyo Basuki menyatakan, sikap pimpinan universitas terhadap pustakawan cukup berpengaruh. Dengan dipimpin oleh pustakawan profesional, perpustakaan universitas memiliki kemajuan terbaik.

Sementara Doktor Heriyanto berbicara Open Science yaitu revolusi ilmu, ditandai dengan perubahan terhadap kegiatan penelitian dan publikasi hasil penelitian.

Gerakan Sains Terbuka adalah sebuah gerakan merekomendasikan bahwa kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dilakukan secara terbuka dan memungkinkan di reproduksi kembali dimana semua tahapan dan komponen penelitian dilakukan secara terbuka.

 

Penulis : Anisa Agustiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *