Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) sukses menggelar Kongres Nasional ke–3 di Universitas Yarsi Jakarta.
Kegiatan dilakukan secara daring dan luring dihadiri para perwakilan pengurus maupun anggota AMKI seluruh Indonesia. 148 perwakilan perguruan tinggi se-Indonesia hadir offline.
Perhelatan AMKI ini punya banyak cerita dari para peserta. Terutama provinsi di luar pulau Jawa, seperti Papua dan Banda Aceh
Adik Putra Andika, ST., MT berasal dari Universitas Musamus di Papua menyatakan, menuju Universitas Yarsi menempuh perjalanan panjang dan cukup melelahkan. Total 9 jam perjalanan. Berangkat dari Merauke jam 9 pagi dan sampai di Bandara Soekarno Hatta jam 6 malam. Di tambah ada keterlambatan kedatangan bus dari Kemayoran sehingga sampai di area Universitas Yarsi sekitar jam 9 malam.
Bapak dosen ini kehadirannya di AMKI ingin memperkenalkan kampus dari Papua kepada para peserta AMKI.
Sebaliknya dari hasil pertemuan Pak Adik begitu sapaannya ingin lebih memperkenalkan AMKI di Papua sehingga bisa lebih dirasakan kehadirannya di kampus-kampus wilayah Papua,
Setelah itu Pak Adik mempunyai rencana, ingin silaturahim ke para pimpinan perguruan tinggi di Papua, agar masjid-masjid kampus di Papua bisa terkoordinir dan tergabung bersama AMKI
Menurut dosen dari Musamus Kongres III AMKI berjalan lancar dan cukup kondusif.
Acara AMKI ini unik, banyak dosen senior hadir dan masih semangat terus memperbaiki pengelolaan masjid-masjid kampus.
Berbeda dengan Pak Adik, Fathurrahman M.Si Dosen Universitas Syiah Kuala Aceh mengatakan,perjalanan dari Aceh pada jam 6 maghrib dan perjalanan naik pesawat sekitar hampir empat jam, Sampai di daerah Cengkareng karena berombongan 7 orang menggunakan rental mobil untuk melakukan perjalanan ke hotel.,”Alhamdulillah tidak ada kendala serta perjalanan bisa dikatakan lancar,” tutur Dosen Fathurrahman..
Dosen Universitas Syiah Kuala ini mengatakan, perjalan menuju kongres Amki di Yarsi , biaya 3 orang ditanggung pihak kampus termasuk mahasiswanya dan 4 orang lagi ditanggung Rumah Amal.
Lebih lanjut Fathurrahman mengatakan, AMKI merupakan tempat berkumpul para aktivis masjid kampus berbagai daerah di Indonesia.
Kami masih muda merasa sangat senang bisa hadir dan dapat perhatian dari para guru dan senior AMKI bisa memberikan semangat . “Kami ingin jadi aktivis kampus lebih peduli pada masjid ,sosial dan maju dalam kemampuan intelektual,” ujarnya.
Ditambahkan Fathurrahman, Kongres AMKI menjadi tempat silaturahim bertukar pikiran dan menjadi target ukhuwah islamiyah.
Sekarang negara kita dalam kondisi seperti ini. Kita mencari pemimpin dapat dipercaya juga susah. Kasus-kasus terjadi bukan dari rakyat kecil melainkan memiliki intelektual, memiliki pangkat, orang dipandang publik luar biasa dan jebolan perguruan tinggi. Itu artinya kita tidak kekurangan orang pintar. Bukan juga negara miskin. Sumber daya alam kita itu luar biasa. Dan kita juga mayoritas muslim.
Kemudian hari ini kita sudah lebih dari setengah abad merdeka. Kita butuh revolusi mental dan kita memiliki kepercayaan, agama terbaik. “Insya Allah dari AMKI ini akan lahir pemimpin intelektual muslim dipercaya,” harapnya.
Pak Adik dan Pak Fathurrahman sepakat mengatakan,umumnya dalam perjalanan jauh membuat para peserta kurang semangat karena Lelah tetapi bagi Pak Adik dan Pak Fathurrahman itu tidak berlaku. Mereka berdua sangat bersemangat.
Alasannya biaya kegiatan sudah ditanggung kehadirannya untuk mendapatkan wawasan dan bersilaturahmi serta punya tujuan jelas
Cerita lainnya dari Papua dan Aceh, mereka tidak pernah mengalami kemacetan dan jalan di tempat tinggal selalu lancar. Namun tiba di Jakarta kaget, perjalanan di Jakarta macet, banyak mobil sebentar-bentar jalan dan berhenti,
Malam hari jalan-jalan masih ramai, terang karena lampu dan banyak sepeda motor dan mobil berlalu lalang.
Busway salah satu angkutan kota jumlahnya banyak ,tetapi penumpangnya padat dan banyak berdiri.
Pak Adik dan Pak Fathurrahman menegaskan, Kongres AMKI di Yarsi Sukses. Khusus terhadap Universitas Yarsi, takjub. Gedung kampusnya menjulang tinggi, mirip hotel bintang lima dan lingkungan selalu bersih,istimewa.
Selain itu sambutan keluarga besar Yarsi pada para peserta AMKI sangat bersahabat dan prima. Komunikasi peserta dan panitia harmonis lancar.
Selanjutnya Dosen dari Papua dan Aceh bertambah kagum dan menyebut Universitas Yarsi luar biasa karena memiliki Wakil Rektor bidang Ruhul Islam bertugas mengantarkan para mahasiswa menjadi sarjana muslim.
“Mungkin hanya satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Yarsi bisa menjadi percontohan di copy paste ,” tutup mereka.(Tim Jurnalis Mahasiswa PdSI)