Kita tentu amat berduka tentang bencana yang melanda saudara-saudara kita di sebagian pula Sumatera. Secara umum saya sampaikan 6 langkah kesehatan yang perlu dilakukan pada saat terjadi bencana seperti yang sekarang menimpa saudara-saudara kita di sebagian pulau Sumatrera, yaitu: 1) penilaian cepat apa yang dibutuhkan segera (“rapid needs assessments”); 2) mengevaluasi apa sumber daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan yang diperlukan. Dalam hal ini pengaturan pelayanan kesehatan (dari primer, sekunder dan tertier) di sekitar daerah bencana sebaiknya jadi prioritas utama untuk dilaksanakan; 3) upaya pencegahan terhadap dampak kesehatan selanjutnya, artinya dengan kegiatan promotif preventif langsung di lapangan; 4) segera menerapkan strategi pengendalian penyakit, baik menular maupun tidak menular yang kronik; 5) selalu melakukan evaluasi terhadap efektifitas strategi yang dilakukan; 6) perbaikan “contingency planning” untuk antisipasi kemungkinan bencana di masa datang
Tentang bantuan mendesak maka ada 4 hal pula, pertama ketersediaan air bersih, ketersediaan makanan sehat, bantuan alat kesehatan rutin harian dan tentu bantuan petugas kesehatan dan obat-obatan serta peralatan kesehatan yang memadai.
Tentang kewaspadaan penyakit maka perlu diwaspadai setidaknya empat jenis kemungkinan merebaknya penyakit menular, yaitu: a) penyakit yang ditularkan melalui air (“water-borne disease”), b) penyakit menular lewat makanan (“foodborne disease”), c) penyakit paru dan pernapasan, d) penyakit yang menular melalui kontak langsung antar manusia.
Selain itu maka tentu perlu diperhatikan tentang kemungkinan perburukan penyakit tidak menular (PTM) yang sudah lama diidap. Makan yang tidak teratur karena situasi bencana misalnya akan dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh, perburukan diabetes mellitus dll. Penyakit paru kronik juga dapat memburuk, misalnya terjadi eksaserbasi akut dari Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dll.
Patut juga dicatat bahwa biasanya yang kita sebut kelompok rentan adalah lansia, anak-anak dan mereka dengan komorbid atau gangguan imunitas. Tetapi pada keadaan bencana maka masyarakat umum yang rumah atau desanya terkena bencana dapat menjadi rentan pula untuk terkena berbagai penyakit.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Adjunct Professor Griffth University
Penerima Rekor MURI April 2024, Penerima Penghargaan Paramakarya Paramahusada 2024 dan Penerima Penghargaan Achmad Bakrie XXI 2025


