Universitas YARSI kembali menunjukkan kiprahnya dalam membangun masyarakat sehat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di RW 07 Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 5 Juli 2025 ini mengangkat tema “Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Kualitas Sanitasi Rumah melalui Peran Aktif Kader Kesehatan.” Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Kholis Ernawati, S.Si., MKes dan Dr. Rifda Wulansari, SP., MKes dari Fakultas Kedokteran, serta didukung oleh empat mahasiswa dan satu tenaga kependidikan. Program ini dirancang sebagai bentuk komitmen universitas terhadap penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam mendukung perubahan perilaku masyarakat melalui pendekatan edukatif dan pemberdayaan komunitas.

Kegiatan ini berfokus pada peningkatan kapasitas kader kesehatan sebagai agen perubahan dalam menciptakan lingkungan rumah yang sehat dan layak huni. Para kader dilibatkan dalam serangkaian pelatihan intensif yang mencakup pemahaman tentang standar sanitasi rumah yang memenuhi syarat kesehatan, teknik komunikasi edukatif, serta praktik lapangan berupa penyuluhan langsung kepada warga. Dalam pelatihan ini, kader diajak memahami bahwa rumah yang sehat tidak hanya dilihat dari bangunan fisiknya, melainkan dari kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial penghuninya. Rumah yang memiliki ventilasi memadai, pencahayaan cukup, sarana air bersih, serta pengelolaan sampah dan limbah yang baik, terbukti mampu mencegah penyakit menular seperti diare, demam berdarah, ISPA, dan TBC.
Selain pendekatan teknis, pelatihan ini juga menyentuh aspek spiritual dengan mengangkat nilai-nilai keislaman. Kader diajak memahami bahwa menjaga kebersihan rumah dan lingkungan adalah bagian dari amanah sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW. Dengan semangat dakwah bil hal, kader didorong untuk menjadi teladan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tengah masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan penyuluhan, tim dosen juga menyediakan modul, booklet edukatif, serta formulir monitoring sanitasi rumah. Semua media tersebut dirancang agar mudah dipahami oleh masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan.
Pelatihan yang diberikan kepada para kader disambut dengan antusias dan semangat tinggi. Selama sesi berlangsung, para kader menunjukkan minat besar dan keterlibatan aktif dalam memahami prinsip-prinsip sanitasi rumah yang sehat. Meskipun kegiatan baru memasuki tahap pelatihan, para kader telah mampu menangkap materi dengan baik dan menunjukkan kesiapan untuk meneruskan edukasi kepada masyarakat di tahap berikutnya. Salah satu bagian penting dari pelatihan ini adalah pemberian materi tentang teknik komunikasi efektif dalam edukasi kesehatan. Materi ini bertujuan untuk membekali kader dengan kemampuan menyampaikan informasi secara jelas, ramah, dan mudah dimengerti, sekaligus mendorong perubahan perilaku sehat melalui pendekatan persuasif dan suportif. Untuk memudahkan penguasaan keterampilan komunikasi, para kader diperkenalkan dengan akronim SINGKAT, yakni: Senyum dan salam, Ingat gunakan bahasa sederhana, Nyatakan niat baik dan tujuan, Gunakan alat bantu dan praktik langsung, Kembangkan empati dan dengarkan, Ajak warga bertanya, serta Tutup dengan terima kasih dan motivasi.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan dampak langsung pada peningkatan kapasitas individu, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan), SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), dan SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan). Program ini juga memperkuat kemitraan lintas sektor antara akademisi, tokoh masyarakat, kader, dan warga, sesuai dengan semangat SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Semua kegiatan dilakukan dengan pendekatan partisipatif, inklusif, dan berbasis kebutuhan nyata di lapangan.
Menurut Dr. Kholis Ernawati, kader kesehatan memegang peran strategis sebagai jembatan antara fasilitas layanan kesehatan dan masyarakat. Mereka bukan hanya sekadar penyampai informasi, tetapi juga pemimpin perubahan yang membangun kesadaran warga untuk menjaga kesehatan dari lingkup terkecil: rumah tangga. Dengan pelatihan yang tepat dan dukungan yang memadai, kader dapat menjadi agen transformasi sosial yang membawa pengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya. Melalui kegiatan ini, Universitas YARSI menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peduli dan hadir dalam kehidupan nyata masyarakat. Program pengabdian ini diharapkan dapat berlanjut dan direplikasi di wilayah lain untuk membangun komunitas yang sehat, mandiri, dan berdaya.