Kisah Juang 4 Mahasiswa Yarsi Jadi dokter, Raihi IPK Cumlaude

Tantangan umum mahasiswa kedokteran harus jago menghapal, bisa matematis terutama terkait reaksi dan fisiologis tubuh manusia. Khusus praktek  tidak boleh takut cadaver(jenazah atau luka)

Bagi Megan Grishelda Purnomo saat jadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi (FKUY) tantangan dan perjuangan selama menjadi mahasiswa adalah membagi waktu. Karena harus membagi waktu kuliah, berorganisasi, dan belajar mandiri, seringkali sudah kelelahan akibat kesibukan tetapi tetap memaksimalkan waktu yang ada.

Kemudian mahasiswa kedokteran harus bisa membangun komunikasi dan memahami setiap karakter setiap dosen dan mengikuti pembelajaran dengan baik dan aktif .

Menurut Megan  sapaan bersahabat Megan Grishelda Purnomo, menjadi mahasiswa kedokteran harus punya motivasi, agar apa yang diperjuangkan sekarang, akan menuainya di kemudian hari. “Jangan lupa berdoa tiada henti,” tutur Megan memberikan kiat suksesnya.

Ditambahkannya, meraihi gelar dokter banyak perjuangannya dan harus semangat. Seperti menyelesaikan pendidikan preklinik maupun koas dan mengikuti uji kompetensi mahasiswa program profesi dokter (UKMPPD)

Menurut dokter Megan ,ingat setelah jadi dokter masih perlu perjuangan ,berupa wujudkan tujuan mulia, dengan menolong  pasien sehat dan berusaha selalu ikhlas dan amanah bertugas jadi dokter,

Megan merupakan dokter yang punya nilai terbaik ( cumlaude). Tentunya dapat nilai terbaik ada caranya. Selama kuliah maupun saat coass pelajari materi secara bertahap namun detail. Berusaha memahami setiap konsep dari penyakit hingga cara penatalaksanaannya dan mencari dari berbagai macam sumber valid serta berdiskusi dengan teman-teman seperjuangan.

Sepakat dengan dokter Megan, untuk meraihi cumlaude dokter Tuffahati Sacharissa Syaefic menyatakan, harus bisa membagi waktu belajar dan waktu main. Lalu fokus belajar. Pada waktunya  kemudian refreshing setelah waktu belajar.

Ingat saat belajar tidak boleh stress,karena tidak akan bisa masuk. Tapi kalo sudah refreshing belajar jadi semangat.

Kemudian ciptakan goals goals yang akan selalu menjadi motivasi kita dalam belajar.. misalnya, hari ini saya mau menyelesaikan materi A, besok B. Jadi jangan berenti belajar sebelum materinya selesai.

Utamanya selalu ingat apa tujuan kita di awal saat belajar. “Kalau saya ingin membanggakan orang tua, ingin menjadi dokter hebat bisa menolong masyarakat,” ujar dokter Tuffahati memaparkan perjuangannya.

Di Yarsi selalu di ajarkan tatakrama yang baik berkomunikasi dengan dosen, karena itu saya selalu berusaha membangun komunikasi secara baik dan sopan. Selain belajar,mungkin karena itu pula saya dapat nilai cumlaude

Ditambahkannya, tanamkan kepercayaan diri dan kemampuan diri, karena sebenarnya semua orang itu pintar dengan caranya masing masing. “Selalu percaya dan yakin dengan diri sendiri. bahwa diri kita mampu, “cakap Tuffahati meraihi cumlaude.

Sementara Ibnu Hakim Anshori Nasution melengkapi, kiat belajar menjadi dokter  termasuk UKMPPD dengan mengatur waktu belajar. Pada pagi hari saya mempelajari materi-materi , sedangkan sore atau malam hari, saya mengerjakan soal  berkaitan materi dipelajari pagi harinya.

Sedangkan Tantangan yang paling berat  banyak sekali yang dipelajari dan dihapal.menciptakan belajar paling efisiem cukup penting.

“Dalam membangun komunikasi lakukan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun). Ini salah satu membantu mengatasi kesulitan,” ujar Dokter Ibnu meraih cum laude

Contohnya,  pelajaran anatomi tubuh . ini termasuk pengetahuan paling sulit. Solusinya meminta bantuan dosen untuk berdiskusi mengenai anatomi. Tentunya dosen mau membantu asalkan komunikasi kita bangun baik termasuk di laboratorium anatomi.

Kepada  junior tetap semangat belajar,jangan lupa membagi waktu antara belajar dan istirahat. “Fakultas kedoketaran  hanyalah langkah awal untuk menjadi seorang dokter,”ingatnya.

Dokter Ida Bagus Eka Narendra juga meraih sepakat dengan tiga rekan sejawatnya. Menekankan pentingnya komunikasi pada dosen harus sopan dan beretika. Ini bagian perjuangan.

Empat dokter jebolan Universitas Yarsi ini merasa perjuangan kuliah di kedokteran tak semudah membalik telapak tangan. Kami tidak akan sukses jika tidak dibantu dosen.” Terimakasih bapak ibu dosen sudah mengajari berbagai ilmu kedokteran hingga kami mampu menjadikan seorang dokter (usman)