Teliti Peran Audio Murottal Al-Qur’an, Aan Lulus Raih Doktor Summa Cumlaude

Setelah tikus saudari jadikan bahan penelitian Sudah berapa ekor tikus sudah jadi mualaf (masuk Islam)? Tanya penguji ujian desertasi dari Staf Pengajar Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Aulia Ahmad Jusuf ,Ph.D. kepada peserta ujian, mahasiswi program doktor (S3) Program Studi Sains Biomedik, dr. Aan Royhan, M.Sc. (dokter Aan).

Mendengar pertanyaan itu semua audiensi hadir dalam ruangan tertawa lucu, begitu juga dokter Aan  pun tersenyum. Tidak lama pertanyaan itu dijawaban gamblang secara ilmiah sesuai hasil penelitiannya.

Pengujinya pun tersenyum pula dengan raut wajah ceria dan gembira mendengar jawaban komunikatif diterima.

Dokter Aan juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, dalam penelitian S3 mengambil judul, Peran Audio Murottal Al-Qur’an Sebagai Neuroprotektor pada Tikus Model Demensia yang Diberikan Stres Kronik: Analisis Terhadap Hormon Kortikosteron, Protein p-Tau, Caspase-3, BDNF, Proliferasi dan Gambaran Histopatologi Hipokampus Serta Memori Spasial.

Dalam penelitian banyak hal menarik lagi mencerahkan  disampaikan dokter Aan seperti  aspek neuro-biologis peneliti bidang pertanian dan peternakan telah membuktikan paparan murottal mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman pertanian (padi, jagung, gandum) juga hewan ternak (sapi, kambing dan ayam broiler).

Dosen Histologi Kedokteran Yarsi  menerangkan, penelitian kali ini menggunakan hewan coba tikus (in-vivo) dan sel saraf  di kultur (in-vitro) bertujuan mengamati faktor-faktor neuro-biologisnya, memperihatkan efek positif, dan signifikan  meningkatkan pertumbuhan sel-sel baru dan menurunkan tingkat stres serta  kematian sel saraf.

Pada aspek neuro-biologis dan emosi, penelitian memaparkan murottal di beberapa RSUD  merawat pasien hipertensi dan pasien pasca operasi dari berbagai agama dan budaya. Hasilnya memperlihatkan efek penurunan tekanan darah dan ambang nyeri signifikan. Artinya pada manusia yang non-muslim pun memberikan dampak positif, dimana paparan ini mempu memberikan ketenangan sehingga dapat memperbaiki gejala klinis pasien.

Lebih lanjut, pada aspek neuro-biologis, emosi dan spiritual penelitian paparan murottal pada siswa di pesantren dan di sekolah-sekolah Islam, memperlihatkan peningkatan memori jangka pendek dan jangka panjang. Peneliti lain di Arab Saudi menyatakan bahwa dengan pemeriksaan MRI memperlihatkan volume otak para hafiz jauh lebih besar dibandingkan yang bukan hafiz dan para hafiz mempunyai tingkat kesehatan mental dan fisik yang lebih baik daripada non hafiz. Peningkatan kesehatan ini semakin bertambah dengan bertambahnya jumlah hafalan.

Penelitian paparan murottal pada tikus diberikan selama 10 minggu sejak  umur  3 minggu (usia balita) kemudian di minggu ke 6-7 diberikan paparan stres, di minggu ke 9 diberikan injeksi zat neurotoksik untuk menginduksi demensianya. Metode ini mentranslasikan kehidupan manusia sejak awal kehidupan sampai akhir hayatnya pasti mendapatkan berbagai cobaan dari Allah SWT. karena diberikan beberapa perlakuan ini, mengakibatkan tikus percobaan rentan terhadap stres dan kematian. Alhamdulillah saya sudah mempersiapkan jumlah tikus yang banyak (dari 30 ekor yang dibutuhkan, saya lebihkan jumlah tikus saya menjadi 80 ekor). dari 80 ekor, tikus yang mati 48 ekor. menariknya, kematian tikus tertinggi pada kelompok non audio dan kelompok musik. apalagi pada saat saya mengganti variasi musiknya menjadi musik K-Pop, jumlah tikus yang mati semakin meningkat.

Dengan demikian, penelitian ini menguatkan firman Allah dl Surat Al-A’raaf: 204 Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat Rahmat. “ dengan kata lain hasil riset dan studi literatur mendengarkan Murottal Al-Qur’an memberikan manfaat (Rahmat) bagi seluruh makhluk hidup (Rahmatan lil ‘alamin), ujar Dosen Anatomi Mikro Kedokteran Yarsi.

Selanjutnya dokter Aan berkisah. Sebelum mulai pendidikan doktoral (S3) saya sudah mempunyai ide meneliti seputar peran audio murottal Al-Qur’an .Niatnya membantu masyarakat luas khususnya umat muslim di Indonesia.

Awalnya memang banyak meragukan penelitian seputar peran audio murottal Al-Qur’an. Apa lagi judulnya serius. Karena mereka pikir terlalu sepele atau mungkin ada alasan lain. Tapi alhamdulillah Allah menguatkan iman saya, maju  terus mempertahankan judul ini dan mempertemukan saya dengan orang-orang memberikan ragam masukan mendukung riset ini.

Selain itu alasan mengambil tema ini, terinspirasi almarhum ayah saya sampai usia 75 tahun tidak mengalami kepikunan (demensia), karena beliau penghafal Al-Quran, bahkan diakhir hayatnya terus mempertahankan hafalannya.

Sementara beberapa kerabat dan beberapa lanjut usia dikenal sejak usia 60 tahunan sudah menunjukkan tanda-tanda kepikunan, bahkan ada beberapa yang sudah terdiagnosis demensia.

Sisi lain dokter Aan mengatakan lulus S3 bukan tujuan akhir, tapi sebagai awal baru mempertanggung jawabkan hasil riset. “Saya punya misi mensyiarkan hasil riset yang baik ini ke masyarakat luas,” tuturnya

Ditambahkan dokter Aan, agar jangkauannya lebih luas, saya berencana mensyiarkannya lewat para influencer bidang keagamaan, influencer remaja dan memberikan edukasi melalui pengabdian masyarakat pada orang tua tergabung dalam komite sekolah, guru-guru di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan sekolah Islam serta pesantren.

Hasil riset ini juga bisa dipakai acuan penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya bagi riset skripsi mahasiswa fakultas kedokteran dan tesis mahasiswa magister biomedis agar bisa dikembangkan lagi mencari-variabel-variabel lain lebih rinci.

Menurut dokter yang berhijab ,hasil riset ini juga bisa dipertimbangkan menjadi salah satu terapi komplementer pada pasien-pasien dengan gangguan neurodegeneretif dan pasien dengan gangguan kecemasan

Teliti Peran Audio Murottal Al-Qur’an, Dokter Aan, lulus menjadi Doktor dengan nilai 3,96 alias Summa cumlaude. Selamat Ibu Doktor Aan. Teruslah meneliti, kuatkan iman, selalu menebar manfaat dan semoga Allah melindungi (usman)