Delapan hal SPPG Polri

Pada 21 Oktober 2025 saya berkesempatan mengunjungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri Pejaten yang beberapa hari sebelumnya dikunjungi pejabat Rockefeller Foundation itu. Dari kunjungan ini dapat disampaikan bahwa prosedur dan kinerja memang sudah dilakukan dengan amat baik dan patut menjadi acuan, setidaknya karena delapan hal.
Pertama, SPPG Polri Pejaten sudah memiliki berbagai sertifikat resmi yang diperlukan, seperti Sertifikat Laik Higiene Sanitas (SLHS), Sertifikat Halal, kaitannya untuk penjamah pangan, dll. Ke dua, Standar Operasional Prosedur (SOP) sudah tersedia dengan baik dan dilaksanakan dengan patuh dan ketat pula. Alur kerja dari bahan masuk, disimpan di gudang, proses memasak, memasukkan makanan ke ompreng/ tray tempat makan dan pengiriman dilakukan secara amat sistematis, termasuk juga pengambilan dan pencucian alat makan sesudah selesai.
Hal ke tiga yang dilakukan dengan baik adalah komunikasi intensif antara SPPG dengan sekolah yang dilayani, baik melalui WA grup setiap waktu maupun juga kegiatan rutin mingguan untuk monitoring dan evaluasi. Selanjutnya yang ke empat, SPPG yang saya kunjungi memiliki ruangan-ruangan yang benar-benar memenuhi syarat. Gudang pun dipisahkan sesuai bahan yang ada, juga disertai pendingin ruangan. Tempat mencuci tray makanan juga dibedakan dengan tempat mencuci bahan lainnya. Kebersihan seluruh ruangan juga jelas terjaga bersih dan terjamin sanitasi dan higienisnya. Hal ke lima, seperti juga arahan Presiden, maka di  SPPG Polri Pejaten dan juga SPPG Polri lainnya memang dilakukan tes untuk makanan sebelum dikirimkan ke sekolah. Tes dilakukan untuk mendeteksi empat bahan, yaitu Nitrit, Arsen, Sianida dan Formalin.
Ke enam,   petugas yang bekerja adalah dari masyarakat sekitar, jadi jelas merupakan pemberdayakan masyarakat lokal. Ke tujuh, saya juga tertarik karena di halaman SPPG Polri Pejaten ada ruangan Hidroponik untuk tanaman sayuran segar. Di daerah lain disampaikan ada juga yang menyiapkan kolam ikan. Ke delapan, saya usulkan adalah agar praktek baik (“best practice”) di SPPG Polri Pejaten ini dapat disampaikan secara lebih luas ke SPPG-SPPG lainnya. Juga akan baik kalau SPPG lain dapat berkunjung untuk melihat langsung prosedur kerja yang ada, untuk mereka melakukan juga di SPPGnya masing-masing. Kegiatan ini sudah juga dilakukan oleh  SPPG Polri Pejaten yang kalau terus dikembangkan oleh berbagai SPPG yang memang sudah bagus maka tentu akan memberi manfaat lebih luas lagi bagi kesuksesan program Makan Bergizi Gratis di negara kita.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Adjunct Professor Griffith University
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes dan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara
Penerima Rekor MURI April 2024, Penerima Penghargaan Paramakarya Paramahusada 2024
dan Penerima Penghargaan Achmad Bakrie XXI 2025