BKGN Univeristas Yarsi 2021 Ulas Stunting

Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Univesitas Yarsi gelar webinar Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2021 dua hari Sabtu dan Minggu ini

BKGN merupakan kegiatan nasional rutin tahunan.atas kerjasama Kementerian Kesehatan RI, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), serta Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI)

Mengangkat tema,Bhineka Tunggal Eka, Keragaman Perbedaan Budaya Namun Kita Semua Tetap Satu Jua. Hari pertama seminar virtual dikhususkan bagi para dokter gigi menghadirkan Dr.drg.Helwiyah Umniyati,MPH mengupas materi Hubungan antara Stunting dan Kesehatan Rongga Mulut. Kemudian dr.Yusnita,MKes,Sp.KKP mengulas Urgensi Percepatan Penurunan Stunting untuk Pembentukan Emas Indonesia.

Hari kedua webinar ditujukan bagi masyarakat umum,menampilkan drg.Bimo Rintoko,Sp.KKLP menyajikan masalah Gigi Tiruan untuk Meningkatkan Kualitas Hidup dan drg.Chrisni Oktafiani Jusuf,Sp.Ort.membahas Perawatan Ortodonsi Pencegahan Bagi Anak Remaja.

Banyak pengetahuan dipaparkan Doktor Helwiyah, seperti gigi mulai berkembang pada janin. Nutrisi terbaik dari ibu selama kehamilan  penting dalam perkembangan gigi.

Kemudian perkembangan gigi ada 4 tahap utama , tahap pertama  dimulai  pada janin usia 6 minggu, “ Ini saat zat dasar gigi terbentuk ,” terang alumni FKG UI

Kedua jaringan keras mengelilingi gigi terbentuk sampai 4 bulan. Ketiga setelah anak lahir, tahap selanjutnya terjadi ketika gigi benar-benar menonjol melalui  gusi , Terakhir hilangnya gigi sulung bayi.

Master of Public Health dari USA juga menerangkan bahaya akibat kekurangan zat gizi seperti protein, vitamin A,vitamin D, calcium, ascorbic acid, fluoride, iodine dan iron menimbulkan  effect on caries (dampak kesehatan)

Jadi hubungan stunting dengan gigi mengemuka terkait caries dan erupsi gigi yang terlambat. Hubungannya dengan penyakit mulut contoh sariawan, sebabnya karena rendahnya serapan zat gizi dan vitamin A,D, E .” Pemberian gizi terbaik merupakan solusi stunting,” ujar Helwiyah.

Seperti Doktor Helwiyah, banyak pula pengetahuan disampaikan dokter Yusnita seperti faktor  mempengaruhi Stunting ada tiga, faktor tidak langsung, yaitu sanitasi, Pendidikan, sosek, kemiskinan, pada faktor intermediate, yaitu jarak anak, jumlah anak, umur ibu, sedangkan pada faktor langsung, yaitu nutrisi, ASI, dan penyakit.

Pembentukan Generasi Emas tahun 2045 kita membutuhkan SDM unggul, mungkin itu tidak tercapai kalau kini anak-anak kita,Indonesia masih banyak terkena stunting . “Dampaknya pada kesehatan, kependudukan, dan tingkat ekonomi bangsa secara nasional” ujar Yusnita,

Pada webinar itu  ada pertanyaan mengudara, apakah  pernikahan dari ekonomi prasejahtera dengan sejahtera bisa menjadi pencegah atau menjadi penyebab stunting di Indonesia? Menurut Yusnita , keduanya bisa. Baik pencegah maupun penyebab. Tergantung dinamika dan pembangunan keluarga. Jika dinamika di dalam keluarga baik, diharapkan pula dari ekonomi sejahtera. Dapat menaikkan ekonomi keluarga sehingga bisa memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk kebutuhan pangan,sandang dan papan sehingga arah pembangunan keluarga menjadi lebih baik,dan sebaliknya.

Selanjutnya apakah gangguan alam  terjadi saat ini di Indonesia salah satu penyebab munculnya  stunting ? Kandidat Doktor ini menerangkan, jika gangguan alam ,maksudnya bencana alam,? jawabannya iya. Faktor kebutuhan nutrition saat bencana belum menjadi perhatian di Indonesia. Seringkali saat bencana bantuan makanan berupa mie instan. Belum memperhatikan kebutuhan gizi seimbang terutama pada kelompok rentan seperti balita maupun lansia.

“Namun penyakit akibat gizi pada bencana biasanya berlangsung singkat,sedangkan stunting disebabkan gangguan asupan makanan dalam waktu lama. Jadi bencana alam tidak bisa dikaitkan langsung dengan  keadaan stunting.

Untuk mencegah stunting  pada daerah tertinggal, terluar dan terdalam , bisa dilakukan masyarakat  menggunakan pilihan intervensi spesifik dan sensitof yg sudah ada di daerah tersebut seperti pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu setiap bulan,memastikan bayi mendapat asi ekslusif dan mp.asi  sesuai, ibu hamil meminum tablet zat besi dan asam folat.”Intinya melakukan optimalisasi program sudah ada, tanpa perlu menunggu program baru,” tutur dokter Yusnita.

Terkait stunting dosen Universitas Yarsi memberikan saran kepada pemerintah agar memanfaatkan hasil produk akademik seperti hasil penelitian  dalam membuat kebijakan sesuai evidence base dan evaluasi program melibatkan akademisi untuk  mendapatkan evaluasi objektif  dalam rangka perbaikan program.

Penulis Anggun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *