Indonesia Peringkat 2 TB di Dunia, Prodi Magister Sains Biomedis UY Gelar Webinar: “Update Tuberculosis & Covid-19”

Program Studi Magister Sains Biomedis Universitas YARSI dan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI (FK-UY), serta Pusat Pengabdian YARSI TB Care menggelar Webinar dengan tema “Update Tuberculosis & Covid-19” (Rabu, 31/3/2021) melalui aplikasi Zoom Meeting dan ditayangkan secara live streaming dalam Youtube Channel YARSI-TV.

Update Tuberculosis & Covid-19 - 2
Prof. dr. Fasli Jalal, PhD.; Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MHA, DTM&H, DTCE; dr. Imran Pambudi, MPHM; Prof. dr. Rika Yuli Wulandari, M.Hlth.Sc, PhD., Dipl.DK., Sp.KKLP.; Dr. dr. Wening Sari, M.Kes.; dan Dr. Dra. Ndaru Andri Damayanti, M.Sc.

Webinar ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan kontribusi edukasi promosi UY dalam rangka memperingati hari TB (Tuberculosis) dunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret lalu. Perlu diketahui, bawa TB di Indonesia sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sekarang keadaannya sungguh memprihatinkan karena negara tercinta ini telah menempati posisi peringkat kedua penderita TB terbanyak di dunia. Ditambah lagi semakin tak berdaya dengan kehadiran pandemi Covid-19 yang menjangkit sejak awal tahun 2020 lalu.

Menghadirkan tiga pembicara Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MHA, DTM&H, DTCE (Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas YARSI), dr. Imran Pambudi, MPHM (Kepala Sub Direktorat Tuberkulosis Kementerian Kesehatan RI), dan Prof. dr. Rika Yuli Wulandari M.Hlth.Sc, PhD., Dipl.DK., Sp.KKLP. (Dekan FK-UY). Turut hadir Dr. dr. Wening Sari, M.Kes. (Ketua Prodi Magister Sains Biomedis-UY) dan Dr. Dra. Ndaru Andri Damayanti, M.Sc. (Kepala Pusat YARSI TB Care) sebagai moderator.

Dukungan dan respons Rektor Universitas YARSI, Prof. dr. Fasli Jalal, PhD. dalam sambutannya yang hangat pada pembukaan, menegaskan bahwa kemajuan penelitian di bidang Personalized Medicine dapat memberikan harapan baru yang strategis dan menjadi salah satu terobosan terapi tepat sasaran dalam mendukung program Pemerintah mencapai eliminasi TB Indonesia 2030 dan End TB Strategy WHO 2030.

“Personalized Medicine merupakan salah satu upaya bagaimana kita memberikan obat yang lebih spesifik kepada setiap penderita yang unik,” ucap Prof. Fasli Jalal.

“Oleh karena itu, dalam Webinar kali ini saya sangat bangga dan bahagia atas kehadiran dari tiga pembicara yang sudah world class di bidangnya. Semoga bermanfaat dan dapat menyebarluaskan ilmu yang kita peroleh dari kegiatan ini,” tutur Prof. Fasli Jalal mengakhiri sambutannya.

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MHA, DTM&H, DTCE dalam paparannya yang berjudul “Apa yang Terjadi pada Tuberkulosis dengan Covid-19?” memberikan wawasan bahwa kondisi pandemi Covid-19 bukan penghalang untuk penemuan kasus, penyembuhan tuntas, dan pencegahan TB di Indonesia. Karena menurut Prof. Tjandra, keduanya memiliki pola penularan dan tatacara prokes pencegahan yang sama.

Adapun paparan dr. Imran Pambudi MPHM tentang “Penguatan Kesinambungan Program TB dalam Masa Penanganan & Pemulihan Covid-19” memberikan gambaran up date TB Indonesia mencapai angka 850.000 kasus baru dan 96.000 kematian. Sehingga Indonesia saat ini peringkat dua dunia setelah India.

“Ada tiga hal yang menjadi penyebab keadaan tersebut yaitu; stagnasi penemuan kasus, turunnya angka keberhasilan pengobatan, dan angka pencegahan TB yang kurang dari 10%. Target Nasional adalah menekan hingga ke angka insiden 190 per 100.000 dan kematian akibat TB pada 27 per 100.000,” jelas dr. Imran.

Sementara itu, Prof. dr. Rika Yuli Wulandari M.Hlth.Sc, PhD., Dipl.DK., SpKKLP. mengangkat tema “Potensi Implementasi Personalized Medicine pada Tuberkulosis”. Dalam paparannya, Prof. Rika mengungkapkan ada tiga hal penting keuntungan personalized medicine pada tuberculosis yaitu; dapat memprediksi kerentanan penyakit secara genetik, efikasi, dan efek samping pengobatan.

Setelah pemaparan ketiga narasumber dilanjutkan dengan sesi diskusi yang berlangsung cukup hangat. Diharapkan, hasil Webinar dan diskusi ini membuahkan suatu ide pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi untuk mencapai Ending TB 2030. (ART/MY)

“Universitas YARSI, Islami dan Berkualitas”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *