Sejauh ini beberapa negara tetangga kita sudah melaporkan varian Nimbus, antara lain Singapura, Thailand dan Australia, yang tentunya mungkin saja ada juga di negara-negara lain di kawasan kita ini, tergantung upaya deteksi yang dilakukan. Selain negara tetangga maka Nimbus juga ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat.
Nimbus pertama kali di deteksi di Amerika Serikat pada akhir Maret yl, ditemukan pada kegiatan skrining di bandara internasional mereka. Tidak terlalu jelas bagaimana prosea skrining yang dilakukan Amerika Serikat sekarang ini, tapi yang jelas menurut berita memang proses skrining mereka berhasil menemukan varian baru Nimbus ini. Tentu perlu dipertimbangkan bagaimana upaya kita di Indonesia untuk meningkatkan jumlah tes sehingga mendapat gambaran yang lebih jelas tentang varian-varian COVID-19 apa yang ada di negara kita.
Dari awalnya menemukan satu kasus maka sekarang Nimbus sudah ditemukan di 13 Negara Bagian Amerika Serikat, jadi memang cepat menyebar. Data CDC Amerika sampai 7 Juni menunjukkan sekitar 37% kasus disebabkan oleh Nimbus itu, sementara 38% oleh varian LP.8.1.
Yang menarik, Amerika Serikat menyediakan atau setidaknya memproses 2 jenis vaksin COVID-19. Pertama, yang kini sudah ada adalah vaksin versi tahun 2024-2025, yang dapat digunakan oleh mereka berusia 18 tahun ke atas. Selain itu, pemerintah Amerika Serikat juga sedang memproses vaksin terbaru versi tahun 2025 -2026 ini, jadi rakyat Amerika akan mendapat vaksin COVID-19 yang sejalan dengan perkembangan varian yang ada, yang memang mungkin berbeda dari tahun ke tahun. Akan baik kalau dijelaskan vaksin COVID-19 yang mana yang sekarang tersedia di negara kita, agar masyarakat dapat mengambil keputusan kesehatan yang tepat.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Adjunct Professor Griffith University
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020