Merdeka Belajar Bisa Bentuk Mahasiswa Unggul, 57 Tahun Yarsi Harus Terus Inovasi

Pria berkacamata ini bicaranya alon-alon ,rendah dan mudah dimengerti. Tingkat pendidikan wajib ditiru para mahasiswa dan generasi muda. Meraih sarjana (S1) Statistika dari Universitas Padjadjaran (Unpad), magister serta doktornya  diraih dari luar negeri dan kini telah jadi Guru Besar bidang Ilmu Sains Data di Unpad.

Prof,Dr.Toni Toharudin,S,si, M.Sc nama pria itu. Kini jabatannyapun bergengsi sebagai Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi  Wilayah III . Ibarat tentara beliau panglima daerah (Pangdam) mengurus fasilitasi peningkatan mutu penyelenggara pendidikan tinggi di DKI Jakarta.

Saat berbincang dengan Usman dari Majalah Kabar Universitas Yarsi, Selasa kemarin, Prof Toni demikian sapaan akrabnya sangat bersahabat. Banyak memberikan pencerahan dan menambah wawasan informasi.

Terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menurut Prof Toni merupakan salah satu bentuk transformasi pendidikan tinggi. MBKM butuh kontribusi seluruh pilar tridharma perguruan tinggi ( pendidikan,dan pengajaran, penelitian serta pengabdian masyarakat ). Ketiga pilar tersebut akan kuat jika ada pondasi kuat menopang beban dan tantangan akan dihadapi selama implementasi.

Profesor yang juga Magister Statistik dari KU-Leven Belgium, mengatakan, pertama dan paling penting dibutuhkan dalam implementasi MBKM adalah dukungan kebijakan serta komitmen dari para pimpinan.  Mulai level rektorat, dekanat, program studi dan unit-unit dukungan lainnya. “Kebijakan dan langkah strategis perlu dituangkan dalam sebuah rencana strategis terukur,” terang Prof Toni.

Tidak itu saja, Kemendikbudristek melalui Keputusan Mendikbudristek nomor 210 Tahun 2023 telah memberikan guideline berupa indikator kinerja utama perguruan tinggi (PT) untuk dapat diadaptasi dalam langkah strategis PT.

Kedua untuk implementasi MBKM butuh rancangan kurikulum fleksibel dan kolaboratif. Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 telah memberikan fleksibilitas tinggi bagi PT untuk merancang kurikulum dan capaian pembelajarannya.

Profesor yang juga Doktor Spatial Sciences Groningen University menyatakan, kriteria kedua butuh proses dan waktu mengingat penyesuaian kurikulum membutuhkan koordinasi dengan para pemangku kepentingan, namun kita bisa terus mengakselerasi prosesnya dengan komitmen bersama.

Berdasarkan data Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) April 2024, belum seluruh PT melaporkan aktivitas MBKMnya  Namun bukan berarti tidak melaksanakan MBKM. “Hanya saja sepertinya perlu  pembenahan pada tata kelola dan tata koordinasi internal PT ,” tutur Prof Toni.

Selanjutnya, sejak program MBKM dicanangkan tahun 2020, hingga kini tercatat lebih 70.000 mahasiswa dilaporkan telah mengikuti MBKM baik yang Flagship (didanai Kemendikbudristek) maupun Mandiri (didanai perguruan tinggi atau mahasiswa).

Jumlah program MBKM Mandiri masih punya potensi besar untuk ditingkatkan PT, sehingga Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi  Wilayah III (LLDikti III) sebagai fasilitator peningkatan mutu akan terus memfasilitasi kebutuhan PT  dalam merancang program-program MBKM Mandiri.

Dinyatakannya, LLDikti III tahun 2024 mendapatkan anggaran khusus meningkatkan kemandirian MBKM di PT. Beberapa aktivitas dilaksanakan adalah Bimbingan Teknis Relaksasi Kurikulum, Bimbingan Teknis Evaluasi Rencana Strategi, Berbagi praktik baik pengelolaan MBKM Mandiri PT Vokasi, riset dan proyek kemanusiaan pada isu prioritas daerah (Banjir, Stunting, Ekonomi), dan lainnya.

Kini gerakan Merdeka Belajar sangat bisa diandalkan membentuk mahasiswa atau generasi unggulan, termasuk dari Universitas Yarsi. Melalui komitmen kita bersama program MBKM Mandiri khususnya program-program kolaboratif dan inovatif, mahasiswa akan punya kemampuan yang tidak hanya dapat bertahap dalam tantangan di masyarakat tetapi juga mampu membawa bangsa Indonesia menuju generasi emas 2045.

“Menjadi Mahasiswa Unggul perlu memenuhi dua aspek utama,” Terang Prof Toni.  Pertama memiliki keunggulan dalam aspek Hard Skill diperoleh dari pembelajaran di dalam dan di luar kelas.  Kedua memiliki pondasi kuat dalam Soft Skill dan Social Skill.

Kedua keahlian ini akan lebih banyak diperoleh melalui aktivitas-aktivitas di luar kelas, untuk itu program MBKM hadir untuk menguatkan keahlian tersebut. Melalui aktivitas program MBKM, mahasiswa akan belajar dalam kondisi sesungguhnya dalam industri, masyarakat, dan komunitas lainnya di luar prodi.

“Semoga mahasiswa yang menguasai 3 keahlian tersebut akan menjadi unggulan dan siap menghadapi tantangan di era industri 4.0 dan masyarakat 5.0,” harap Prof Toni.

Ditambahkannya,secara institusi, LLDikti III mengharapkan Universitas Yarsi terus memperbanyak program mandiri dari gerakan merdeka belajar, serta merelaksasi kurikulum untuk penguatan hardskill, softskill, dan social skill.

Kepada para mahasiswa diminta aktif dalam ragam program diinisiasi Universitas Yarsi, aktif mengikuti berbagai program kementerian seperti berbagai ajang talenta dan kompetisi oleh Badan Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), program MBKM Flagship seperti MSIB, IISMA, Kampus Mengajar oleh Ditjen Diktiristek, serta aktif menyalurkan ide gagasan kreatif melalui pendanaan program kemahasiswaan seperti PKM, P2MW dan Pendanaan Ormawa.

Kepada Universitas Yarsi berusia 57 Tahun, umur yang telah melebihi setengah abad terus dan ,tidak boleh berhenti berinovasi dalam tridharma perguruan tinggi karena tugas kita mentransformasi pendidikan tinggi belum selesai, namun telah berada dalam jalur yang tepat.

Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Universitas Yarsi beserta Yayasan Yarsi selama ini ikut berkontribusi meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat. Semoga Universitas Yarsi dan LLDikti Wilayah III terus bisa berkolaborasi meningkatkan mutu pendidikan tinggi di DKI Jakarta (Usman)