Media nasional dan internasional menyampaikan berita duka cita, Paus Fransiskus meninggal dunia pada 21 April hari ini. Dalam hal ini berbagai berita media menyebutkan bahwa Paus Fransiskus wafat dengan penyakit pneumonia ganda, atau “double pneumonia”.
Baik kita kenal dulu istilah umum dalam hal keadaan paru ini. Kita mengetahui bahwa pneumonia adalah radang atau infeksi paru, secara umum utamanya disebabkan oleh bakteri atau virus, walau dapat juga disebabkan oleh jamur dan mungkin parasit. Kita juga tahu bahwa kita memang punya dua belah paru, paru kiri dan paru kanan. Paru kiri terbagi lagi dalam dua bagian, atau istilah kedokterannya dua lobus, atas dan bawah, serta paru kanan terdiri dari tiga lobus, atas, tengah dan bawah. Masing-masing lobus ini dipisahkan oleh sekat yang disebut fisura.
Sebenarnya istilah pneumonia ganda, atau “double pneumonia” bukanlah istilah yang terlalu lazim digunakan di dunia kedokteran. Di media memang diberitakan bahwa pneumonia pada Paus Fransiskus terjadi pada ke dua belah paru beliau, kiri dan kanan. Ini adalah salah satu analisa kenapa kemudian disebut sebagai pneumonia ganda, atau “double pneumonia”, atau secara resmi disebut juga sebagai pneumonia bilateral. Berita resmi “Vatican News” 21 April hari ini menuliskan bahwa memang sebelumnya tim dokter pada Selasa 18 Februari menyatakan bahwa Paus Fransiskus mengalami pneumonia bilateral. Dituliskan juga oleh “Vatican News” bahwa pada tahun 1957, Paus Fransiskus yang ketika itu masih dikenal dengan nama beliau Jorge Mario Bergoglio menjalani pembedahan di Argentina yang mengambil sebagian dari paru nya yang terkena infeksi paru berat.
Di pihak lain, media seperti “The Conversation” menuliskan bahwa istilah pneumonia ganda, atau “double pneumonia” pada keadaan ini dapat juga diartikan sebagai radangnya disebabkan oleh lebih dari satu mikroorganisme penyebab. Bisa dua (atau lebih) bakteri, atau virus atau jamur dll,. yang disebut sebagai infeksi karena beberapa organisme, polimikrobial, “a polymicrobial infection”.
Kalau kita lihat data Februari lalu, Berita resmi “Vatican News” 23 Februari 2025 menyampaikan bahwa pada hari Saptu 22 Februari 2025 Paus Fransiskus mengalami gangguan pernapasan yang disebutkan sebagai “asthma-like respiratory crisis” yang memerlukan penanganan dengan oksigen secara tinggi, “high-flow oxygen”. Disebutkan juga pada pemeriksaan laboratorium darah beliau ada penurunan kadar trombosit atau trombositopenia dan juga anemia. Sementara itu, “Vatican News” 18 Februari 2025 juga menyebutkan bahwa infeksi polimikrobial Paus Fransiskus ada dalam konteks situasi bronkiektasis dan asmatik bronkitis. Dalam perkembangannya, “Vatican News” 11 April menuliskan perbaikan keadaan kesehatan Paus Fransiskus di saat itu, yang ada perbaikan dibidang pernapasan, mobilitas dan hasil laboratorium darah hasilnya baik.
Selamat jalan Paus Fransiskus.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)