Lemlit Yarsi OTW Naik Kelas Minta 4 Harapan pada Pemerintah

Gak ada ngasonya,perhatian Universitas Yarsi pada penelitian. Ibarat bendera terus berkibar kencang Yayasan  Yarsi tidak omong doang (Omdo), mendukung utuh. Kebutuhan peralatan dan sumber daya manusia (SDM) pun dipersiapkan.

Beberapa tahun terakhir Yarsi telah memiliki  ruangan dan fasilitas. Seperti laboratorium genomik, herbal, halal ,telomer dan sel punca.

Kemudian artificial intelligence (AI)center dan disiapkan pula metaverse sehingga lebih hebat lagi. Sudah ada laboratorium perancang undang-undangan dan laboratorium sistem peradilan pidana moderen  berkomputer teknologi canggih

Khusus penelitian bidang kedokteran, dua tahun lalu telah menambah  alat-alat laboratorium senilai 10 miliar dan sesuai kebutuhan terus ditambah.

Tidak itu saja, dosen-dosen banyak silih berganti belajar meneruskan jenjang program doktor dalam dan luar negeri. Dosen melakukan penelitian itu boleh mengambil dana penelitiannya sebesar 30 persen sebagai honor. Terus jika hasil penelitiannya terpublikasi di jurnal dalam dan luar negeri terindeks scofus  quartile (Q1) dapat insentif lagi dari Yayasan Yarsi (bukan untuk diseminarkan atau biaya seminar bayar sendiri ).

Rektor Universitas Yarsi, Prof.dr.Fasli Jalal,Ph.D mengatakan, penelitian hingga tahap komersialisasi telah dijalan Yarsi lewat kerjasama , salah satunya dengan  Badan Riset  dan Inovasi Nasional (BRIN)

Perhatian Yarsi  pada penelitian  ini didasari catur dharma , ikut perkembangan dunia dan internasionalisasi perguruan tinggi. Dalam melakukan penelitian  kini sudah banyak  sumber dana  dan tidak ribet pada masalah administrasi. ”Tekad Yarsi jadi pendekar  penelitian Insya Allah terwujud, bukan Omdo,” tutur Prof Fasli.

Wakil Rektor II sekaligus Kepala Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan  H.Utomo,Ph.D ( Doktor Ahmad) menambahkan, selama tahun 2024 Lemlit telah melaksanakan aneka program (gawe). Seperti telah menyelenggarakan hibah internal kompetisi khusus kesehatan. Pagu bisa mencapai 100 juta per proposal. Biasanya 25 juta per proposal, jadi itu diatas pagu.

Doktor Ahmad menerangkan, tahun ini ada sembilan proposal penerima hibah khusus dengan nilai 500 juta, sedangkan hibah internal reguler juga telah diselenggarakan senilai 2,6 milyar rupiah untuk 140 proposal.

Kemudian Lemlit menyelenggarakan workshop bagi para dosen persiapan penerimaan hibah eksternal seperti Dana Padanan Kedaireka, Hibah BIMA DIKTI. Ada juga Pembentukan unit pengelola hibah eksternal (Kedaireka) untuk memudahkan mekanisme pelaporan luaran dan penggunaan anggaran

Selain itu fasilitasi kerjasama penelitian internasional seperti  perjanjian kerjasama (MOU) dengan NARA dari Jepang untuk akses penggunaan super computing. lalu KONEKSI  dengan Australia untuk penelitian Psikologi.

Lemlit juga meraih Sertifikat NCAGE (NATO commercial and Government ENTITY) dari Kementerian Pertahanan. “Hebatnya lembaga pendidikan menerima sertifikat NCAGE bisa menerima dana hibah dari pemerintah federal Amerika Serikat,” seru alumnus doktoral University of Texas San Antonio Amerika Serikat, Selasa, 17/12 di Universitas Yarsi.

Kemudian online data management telah diterapkan dalam pelaksanaan hibah internal, proses submisi, review, monitoring dan evaluasi serta pelaporan akhir

Lemlit Universitas Yarsi juga menjalin kerjasama dengan mitra dalam negeri seperti Biofarma di Bandung, Kalbe Farma, YSDS Yayasan Satriabudhi Dharmasetia-Panin Bank, PathGen, Bamuis. Sedangkan kerjasama penelitian dengan mitra luar negeri (NUS National University Singapore untuk diagnostik molekuler disabilitas intelektual)

Sebentar lagi tahun 2025, Doktor ahmad menegaskan, Lemlit sudah punya gawe, melanjutkan pengembangan layanan dan jasa pemeriksaan diagnostic genomik. Pengembangan produk Kesehatan (stemcell/secretome). Istimewanya pusat penelitian hewan coba untuk mendukung uji pra-klinis kandidat obat dan kosmetik sebelum mendapatkan ijin edar dari Badan Pengawas Obat  dan Makanan (BPOM) Indonesia

Kemudian penyiapan dosen hibah eksternal BIMA, Kedaireka, perapihan skema kompetisi hibah internal khusus serta pengelolaan dana terpusat dimana pengelolaan dan pelaporan capaian anggaran dilakukan Lemlit.

”Lemlit Yarsi bisa melakukan semuanya karena tersedianya SDM terdiri asisten peneliti, teknisi, administrasi , keuangan dan staf layanan,”ucap Doktor Ahmad

Kini Lemlit Yarsi melihat aktifitas  penelitian di perguruan tinggi hasil(luaran) penelitian paten dosen tidak nyambung dengan dunia usaha, sehingga universitas memiliki beban biaya pemeliharaan paten yang tidak diserap dunia usaha. Kurangnya keleluasaan dalam pos anggaran, fleksibilitas anggaran, rekam jejak, peningkatan pagu. ” Tidak semua dosen harus menjadi peneliti, namun mampu update pembelajaran terkait temuan penelitian terbaru,” tutur  Doktor Ahmad

Setelah berjalan beberapa waktu, Lemlit pasti punya tantangan, seperti kualitas dosen (skor Sinta) sebagai prasyarat hibah Dikti. Untuk bidang Kesehatan, skor sinta dosen harus minimal 300 poin, sementara jumlah dosen di Universitas Yarsi memiliki skor sinta 300 masih terbatas. Maka upaya peningkatan peringkat skor sinta bagi dosen yarsi menjadi perhatian utama dengan meningkatan kualitas Kerjasama dengan mitra, kualitas publikasi di jurnal bereputasi internasional, memberikan layanan bagi dosen dalam pelaporan administrasi keuangan agar para dosen bisa fokus dalam penelitian

Tantangan lain  jejaring mitra untuk mendapatkan dana padanan (kedaireka). Persoalan pendanaan, biaya publikasi, konsentrasi pohon penelitian merupakan tiga aspek saling terkait dan merupakan sasaran perbaikan yang dilakukan Lemlit sejak tahun 2024

Lemlit Yarsi  tidak Omdo  dan tidak hanya geliat tapi berupaya (OTW) naik kelas  karena itu Lemlit Universitas Yarsi  minta empat harapan pada pemerintah. Sehingga pertama pengurangan pajak untuk reagent dan alat penelitian. Kedua kemudahan impor agar cepat dalam mendatangkan reagents dan alat. Ketiga laporan rencana anggaran biaya dibolehkan subsidi  silang dalam penggunaan anggaran selama bisa dipertanggungjawabkan.”Karena peneliti kebanyakan jadi dosen dan  keempat simplifikasi pengurusan jabatan fungsional peneliti,”tutup Doktor Ahmad

Seperti gula , Lemlit Universitas Yarsi  jadi itu tidak henti-hentinya menerima tamu berkunjung studi banding. Ada berasal dari lembaga pendidikan, perguruan tinggi swasta dan negeri serta  Beragam perusahaan seperti dari dalam dan luar negeri. Terakhir kemarin dari Korea melihat sarana dan prasarana penelitian yarsi.(usman)