Yarsi Gelar Pelatihan Jurnalistik, 3 Pembicara Hebat Bagikan Jurus Sukses Jadi Jurnalis

Pelatihan jurnalistik digelar di Universitas Yarsi , Sabtu (21/12) untuk mahasiswa memang luar biasa. Pasalnya para pembicara orang-orang hebat, Pemimpin Redaksi RCTI  , Ariyo Ardi, Ketua Dewan Pers Indonesia, Ninik Rahayu dan Executive Producer CNN TV Indonesia, Muhammad Ikhwan. datang semua membagikan ilmunya kepada para peserta.Pembawa acaranya dari mahasiswi Universitas Airlangga, Miftahul Jannah yang ingin nambah wawasan seputar jurnalistik.

Wakil Rektor I , Dr.dr.Wening Sari,M.Kes (Doktor Wening) yang menyambut para pembicara mengatakan, terima kasih kepada para pembicara hebat,punya jabatan tinggi di perusahaan dan lembaga dengan jadwal sangat sibuk mau meluangkan waktu membagi wawasan kepada peserta pelatihan jurnalistik.”Semoga ilmu yang diberikan jadi amal sholeh,” ujar Doktor Wening.

Selanjutnya Ibu Doktor berhijab menjelaskan, keterampilan jurnalistik menjadi salah satu kompetensi sangat dibutuhkan di dunia kerja, terlebih di era globalisasi dan kemajuan informasi digital yang pesat. Kemampuan menulis, melaporkan dan menganalisis berita tidak hanya meningkatkan literasi mahasiswa dan alumni, tetapi juga membantu mereka memahami dinamika dunia sekitar.

Pelatihan ini dalam upaya meningkatkan keunggulan dan membekali lulusan Universitas Yarsi  memasuki dunia kerja, “Kami mengagendakan kegiatan Orientasi Dunia Kerja dengan tajuk pelatihan jurnalistik  Belajar Jurnalistik, Dapat Kerja,” ungkap Alumnus Doktor Universitas Indonesia.

Selain itu pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman dasar dan keterampilan praktis di bidang jurnalistik sehingga menambah wawasan bagi mahasiswa dan alumni peluang karier di industri media, komunikasi, dan bidang-bidang lainnya yang membutuhkan kemampuan menulis dan berpikir kritis.

“Para peserta jangan sia-siakan kesempatan ini, seraplah ilmu dari para pembicara hebat,” pesan Doktor Wening

Sementara Ketua Pelaksana Pelatihan Jurnalistik  Universitas Yarsi ,Usman menambahkan, profesi jurnalis mempunyai magnet sangat besar. Kini untuk menjadi jurnalis tidak harus latar belakang pendidikan jurnalistik dan ilmu komunikasi. Kini  sudah banyak wartawan atau jurnalis hebat tidak punya latar belakang pendidikan jurnalistik, tapi hanya mengikuti pelatihan-pelatihan.

Universitas Yarsi tidak punya program studi komunikasi , media dan jurnalistik. Karena itu pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dasar-dasar jurnalistik kepada Mahasiswa dan Alumni, membantu mereka mengembangkan keterampilan relavan dan meningkatkan minat mereka dalam dunia jurnalistik. Tidak hanya bagi mereka yang bercita-cita menjadi jurnalis profesional, keterampilan jurnalistik seperti menulis berita, wawancara, dan pelaporan menjadi nilai tambah yang signifikan bagi mahasiswa dan alumni dari berbagai disiplin ilmu.

Dengan kata lain, peserta akan meraih  tambahan ilmu. Kali saja nanti ada mahasiswa dan alumni Yarsi berminat jadi profesional jurnalis atau kerja di industri media.  Mereka tidak buta dan sudah punya gambaran seputar dunia kerja jurnalis dan media. Sejatinya, lulusan Universitas Yarsi  punya sejumlah keunggulan komparatif. “ Dapat menempatkannya berbeda dan lebih baik daripada kompetitornya di dunia kerja,” tutur Usman

Selanjutnya Usman menerangkan, dalam pelatihan ini, para pembicara banyak memberikan materi, diantaranya kiat sukses jadi jurnalis dan kerja di media , proses pembuatan dan penayangan berita di  media serta prospek kerja sebagai wartawan. Serta tidak kalah penting ragam peraturan dan etika sebagai jurnalis dan pemuatan berita.

Ariyo, banyak memberikan materi mencerahkan , seperti tugas reporter atau wartawan , pentingnya riset,  laporkan berita secepatnya dan harus punya integritas. Semua ini jurus jadi jurnalis sukses .

Kemudian perhatikan fakta industri media kini regulasinya ketat untuk media konvensional, keleluasaan media digital dan tantangan finansial media konvensional. Sedangkan peluang di industri media wajib kuasai teknologi, jeli melihat kebutuhan  informasi Masyarakat dan homeless media.

Ninik Rahayu juga memaparkan wawasan sukses jadi jurnalis dengan memahami beberapa hal diantaranya media di tengah perkembangan artificial intelegen,peluang dan tantangan media, basis kompetensi jurnalis, harus memahami regulasi pers meliputi UU no 40 tahun 1999 tentang pers, peraturan dewan pers dan peraturan komisi penyiaran. Keberadaan media mainstream versi media sosial, serta asas kode etik jurnalistik ( demokratis, profesionalitas, moralitas, supremasi hukum )  dengan jumlah 1922 perusahaan pers.

Sedangkan M.Ikhwan menjelaskan pengetahuan news gathering dan news production,kiat  sukses jadi wartawan (kreatif, adatif, digital mindset dan kolaboratif). Kreteria berita dan tak kalah menarik tips wawancara narasumber serta disampaikan pula media sebagai penjernih  ditengah keruhnya informasi di media sosial dan jurnalisme merupakan prosedur terbaik dalam penyajian informasi.(usman)