Yarsi Langsungkan Seminar Hasil Riset BASC 2021, Ingin Jadi Pionir Pendidikan Bermutu, Sejahterakan Masyarakat.

Universitas Yarsi selesai melangsungkan Seminar Nasional dan Diseminasi Hasil Riset BASC 2021 dua hari secara virtual. Peserta terdiri dosen dan peneliti dari perguruan tinggi tersebar berbagai daerah di Indonesia.

Hari pertama seminar sebagai moderator, Dekan Psikologi, Dr. Octaviani Indrasari Ranakusuma, M.Si,Psi.

Seminar dimulai sambutan Wakil Rektor II, dr.Yulia Suciati, M.Biomed,Ph.D kemudian Rektor Universitas Yarsi, Prof.dr. Fasli Jalal, Ph.D dan Ketua Pengurus Yayasan Yarsi, Prof.dr.Jurnalis Uddin, PAK.

Prof Jurnalis mengatakan,seminar nasional ini sangat penting dan Yayasan Yarsi sangat mendukung, apalagi kegiatan ini terkait penelitian. Makanya Universitas Yarsi mengadakan wakil rektor bidang dua membawahi penelitian.

Menurut Ketua Yayasan Yarsi di Universitas, setiap ada proposal penelitian dari internal selalu dibiayai dan yayasan mendorong para dosen meraihi dana-dana penelitian dari luar (pemerintah atau swasta). Termasuk mendorong kerjasama, sehingga nantinya dari waktu-ke waktu kualitas Universitas Yarsi meningkat.

Selanjutnya, Yayasan Yarsi sedang memikirkan, bukan hanya penelitian, tapi juga laporan penelitian dan publikasi serta sedang usahakan hasil penelitian itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Bukan hanya di basic tapi penerapan,” ujar Prof Jurnalis.

Ditambahkannya Insya Allah tahun ini sudah ada pengarahan dari Badan POM untuk mendirikan Laboratorium Stemsells (Sel Punca).”Ini bukti Universitas Yarsi tidak bermain pada kertas dan angka, tapi betul-betul aplikasi kepentingan bangsa,” cakap Prof Jurnalis.

Universitas Yarsi juga ada Laboratorium Genomik akan memberikan layanan pada rumah sakit terutama diagnostic dan terapi.

Universitas Yarsi ingin jadi pionir sehingga Yarsi bermutu pendidikannya, penelitiannya dan pengabdiannya. “Akhirnya bisa mensejahterakan masyarakat luas,” tuturnya.

Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Yarsi juga menyatakan, hasil penelitian bisa dipatenkan, setelah jadi hak intelektual bukan hanya untuk dipajang, tapi dapat menghasilkan outcame (HKI) dan income (pendapatan, termasuk royalty). ”Disinilah contoh inovasi,” seru Prof Jurnalis.

Sementara Rektor Universitas Yarsi mengucapkan terima kasih kepada para pembicara seminar dua hari ini bersedia memberikan pengetahuan, wawasan dan penerangannya. Kepada para peserta selamat mengikuti acara ini.

Seminar hari pertama tampil beberapa pembicara diantaranya, PLT, Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemenristek/BRIN, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST, M.Eng, IPU.

Prof Heri banyak menyampaikan pengetahuan, wawasan dan pencerahan bermanfaat seperti bila seseorang ingin melakukan proses inovasi penelitian maka peneliti tersebut harus mencermati, memperhatikan dan persiapan input, activities, output, outcame dan impact.

Guru Besar Teknik Universitas Indonesia ini juga menjelaskan World Class Ranking terkait The QS World University Rangkings, Time Higher Education World University Rangkings, kolaborasi riset internasional dengan pendanaan APBN dan dana Abadi Riset serta Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) dan rencana strategis (Renstra) perguruan tinggi.

Alumni Doktor dari Jepang ini juga memberikan petunjuk dan prinsip dasar pengabdian masyarakat, termasuk skema kebijakan nasional dan Renstra perguruan tinggi, sistim penjamin mutu simlitabmas, jurnal ilmiah terakreditasi nasional dan perbaikan ekosistem riset inovasi dan investasi. Termasuk penghargaan kekayaan intelektual masa pandemic Covid-19.

Hari kedua Seminar Nasional dan Diseminasi Hasil Riset BASC 2021 dimoderatori Dekan Fakultas Teknologi Informasi, Dr.Ummi Azizah Rachmawati, S.Kom, M.Kom.

Seperti hari pertama, di hari kedua beberapa panelis hadir, diantaranya Dosen Telkom University, Dr. Andry Alamsyah, salah satu ulasan yang dipaparkan technology-Driven Society antara industry 5.0 dengan society 5.0 dan the digital ocean serta perkembangan big data, artificial intelligence dan blockchain.

Pembicara lainnya Dr. Muhammad Abdulkadir Martoprawiro menyampaikan banyak wawasan pengetahuan, diantaranya hilirisasi pengetahuan, tidak hanya menuju terapan, tetapi juga menuju pelibatan awam dalam pemanfaatan pengetahuan. Kemudian sains memiliki potensi memimpin, karena sifat sains yang tak berdinding tanpa bisa diklaim dan penguatan dialektika sains dan engineering.

Selanjutnya diperlukan usaha serius dalam membangun komunitas keilmuan, komunitas kegiatan, komunitas profesi.

Menurut Dr. Abdulkadir, Indonesia membutuhkan revolusi kebudayaan, perubahan paradigma berpikir inward looking menjadi outward facing. (usman).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *