Yarsi Sukses Gelar Sumpah Dokter Baru, Ada Cerita Menarik Buat Mahasiswa FK

Fakultas Kedokteran (FK)Universitas Yarsi sukses menggelar baiat(sumpah)Dokter Muslim Minggu pagi . Seremonial digelar secara offline(tatap muka) pertama kali pada masa pandemi Covid-19 dengan protokol kesehatan.

Ritual ini merupakan wujud keberhasilan mahasiswa FK Universitas Yarsi menyelesaikan pendidikan tahap akademi dan profesi.

Dekan Fakultas Kedokteran, Prof. dr. Hj. Rika Yuliwulandari, M.Hlt.Sc., Ph.D., Sp.KKLP, mengatakan, dalam baiat ini kita bisa melihat keberhasilan anak-anak FK Universitas Yarsi berjuang melewati masa pamdemi covir-19 sehingga mahasiswa FK Yarsi bisa membanggakan dirinya ,orang tua, keluarga serta almamater.

Lebih membanggakan lagi karena anak-anak FK Yarsi berhak menyandang gelar dokter dan Minggu ini tonggak awal bagi keberhasilan dan kesuksesan adik-adik dimasa depan.

“Selamat kepada adik-adik dokter baru Universitas Yarsi ,juga kepada para orang tua,” ucap Alumnus Ph.D University of Tokyo Jepang

Setelah ini cium pipih kedua orang tua , minta maaf atas kesalahan,dan minta ridhonya, Segera lakukan, supaya berbagai doa adik-adik dokter baru akan dikabulkan Allah dan Allah meringankan langkah meraihi masa depan. “ Sukses semua itu karena peran besar orang tua,” tutur Prof Rika.

Prof Rika menerangkan,jumlah peserta disumpah kali ini 110 dokter, sehingga total lulusan FK Universitas Yarsi 6870 dokter, Hasil ini jadi kebanggaan bagi keluarga besar Yarsi. Sumbangsih Yayasan Yarsi membesarkan fakultas kedokteran menelurkan dokter-dokter muslim baru terwujud. Adik-adik dokter Universitas Yarsi siap jadi garda terdepan, jaga ketahanan kesehatan nasional Indonesia.

Sumpah dokter merupakan final kegiatan belajar mahasiswa FK Universitas Yarsi. Tentunya selama pendidikan ada cerita menarik dan mencerahkan bagi mahasiswa  junior.

Sebut saja Alfiyah Rakhmatul Azizah, dokter baru Yarsi ikut disumpah menuturkan, belajar menjadi dokter dan alhamdulillah mendapatkan nilai tertinggi tidaklah hadir dalam sepekan atau dua pekan. Tapi dalam waktu 6 tahun, dimulai dari fase pendidikan preklinik dan koas.

Kebiasaan saya belajar mulai sedikit demi sedikit dan diusahakan istiqomah.”Hindari belajar kebut semalam karena kita bukan supir bis malam,” ujar dan canda dokter nilai CBT tertinggi .

Lebih lanjut dokter Alfiyah menjelaskan sebelum belajar baca doa, minimal membaca bismillah. Usahakan tidak menanggung hadast kecil atau dalam keadaan berwudhu lebih baik. Setelah itu membaca Al-qur’an dan meminta kepada Allah untuk membukakan pintu pikiran kita dan meminta supaya tidak mudah lupa.

Lalu tanamkan pula perasaan ikhlas siap ingin mendapatkan ilmu dari dosen atau pengajar. Jadi saat dosen dan dokter  menerangkan harus fokus.

Bentroknya waktu belajar dan organisasi tantangan bagi mahasiswa kedokteran. Karena selama jadi mahasiswa preklinik saya aktif di Senat FK Yarsi. Sementara selama koas saya juga aktif di organisasi nasional yaitu NUMSA (Nahdlatul Ulama Medical Student Association).

Aktifnya di dua organisasi tersebut, menjadikan tantangan bagaimana manage waktu antara belajar, organisasi dan bermain. “ Ikut organisasi menjadi motivasi untuk belajar karena tetap kewajiban saya adalah belajar,” cakapnya.

Covid juga merupakan tantangan bagi mahasiswa, dosen ataupun konsulen. Karena dengan berubahnya pola pembelajaran juga memaksa beradaptasi.

Menurut dokter Alfiyah Covid 19 tantangan paling berat, karenanya pandemi covid ,tepatmya saat second wave dan sedang menjalani stase Ilmu Penyakit Dalam  di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi, ibu saya berpulang ke Rakhmatullah 16 Juni 2021. “ Kejadian itu sangat memukul dan buat jatuh,” ceritanya.

Namun, lanjut dokter Alfiyah dengan ingat nasehat almarhumah, bisa kuat jalankan pendidikan tepat waktu dan Insya Allah membuat almarhumah ibu bangga disurga

Belajar di fakultas kedokteran membangun komunikasi dengan para dosen jangan diabaikan, caranya sering bertanya dan menyapa. “Minimal senyum,salam, sapa, sopan, santun (5S) yang sudah menjadi budaya Yarsi,” ingat dokter berprestasi cumlaude

Dokter salah satu profesi peluang masuk surganya paling banyak karena membantu sesama. Karenanya belajar di fakultas kedokteran caranya luruskan niat dan ikhlas, Belajar istiqomah, Berdoa kepada Allah karena sepintar apapun tapi Allah menakdirkan lupa, maka akan lupa, “Maka dari itu minta ke Allah biar tidak mudah lupa,”narasi dokter yang semula ingin jadi polwan

Dokter Viera Dzakiyyah Muthohharoh , juga dokter baru ikut disumpah menambahkan,belajar,

di fakultas kedokteran hingga  menjadi dokter dan dapat indeks prestasi (IP) tertinggi caranya dapat membagi waktu antara refreshing dan belajar.“Tidak melulu hanya belajar saja,” seru dokter  IP tertinggi.

Kemudian  dokter memiliki IP kumulatif 3,83 berpesan,jangan lupa bangun komunikasi dengan para dosen selama belajar yaitu  berkomunikasi dua arah dengan sopan, santun dan menjaga attitude dengan baik.

Kepada para junior mahasiswa kedokteran Yarsi ,semangat terus, semoga lancar gapai semua cita-cita dan untuk orang tua terimakasih banyak atas segala supportnya sudah selalu mem provide saya dalam segala hal.

Begitu juga kepada para dosen terimakasih atas segala ilmunya, semoga dibalaskan dengan banyak kebaikan dan keberkahan. Serta untuk universitas dan yayasan, semoga Yarsi dapat menjadi kampus selalu menjadi wadah berkembang terbaik bagi mahasiswa nya dalam menuntut ilmu.

Sementara ,Dokter Putri Azzahra Nur Azrina turut juga disumpah melengkapi, tantangan mahasiswi FK Yarsi utamanya manajemen waktu. Jadwal kuliah padat, belum lagi harus belajar mandiri dan menyeimbangkan waktu dengan kegiatan organisasi, . “Disinilah harus cerdik dalam menentukan skala prioritas apa yang ingin dilakukan kedepannya.

Produktivitas tinggi serta tuntutan dan tekanan besar dalam perjuangan menjadi dokter, seringkali semangat dan mental diuji. Ups and downs dalam perjuangan adalah hal lumrah, tetapi bagaimana caranya agar kita terus istiqomah dan jangan menyerah dalam prosesnya, “disini Itu dibutuhkan tekad kuat dan motivasi tinggi sebagai tanggung jawab mahasiswa FK,” tambah dokter pernah jadi ketua CIMSA FK YARSI (Center for Indonesian Medical Students’ Activities) .

Selanjutnya komunikasi dengan para dosen selama belajar di FK Yarsi sangat penting. Attitude dan manner adalah dua kunci utama komunikasi kepada para dosen dan juga konsulen di rumah sakit.

Alhamdulillah selama kuliah di FK Yarsi , para dosen mayoritas responsif, komunikatif, serta banyak membantu mengarahkan dalam hal-hal masih kurang dipahami

Kepada para junior mahasiswa kedokteran Yarsi saat ini masih berkuliah, agar selalu ingat kembali niat awal adik-adik bercita-cita menjadi dokter.”.Perjuangannya tidak mudah,jika dijalani dengan ikhlas semoga dapat menjadi pahala tersendiri dan bekal berkarir masa depan,” pesan dokter yang kini pengurus IFMSA (International Federation of Medical Students’ Associations) untuk region Asia-Pasifik,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *