FIMMA dan Asta Cita

Saya berterimakasih karena pada 24 Oktober 2025 ini saya dan beberapa sejawat menerima FIMMA (Fellow of Indonesia Military Medicine Association), yang diserahkan oleh Ketua Perdokmil MayJen (purn) Dr dr Prihati Pujowaskito, SpJP (K), FIHA, MMRS dan Sekjen Perdokmil MayJen (purn) Dr Dr dr Dian Andriani RD, SpDVE, M.Biomed, MARS, SH, MH, FINSDV, FAADV.

Perdokmil (Perkumpulan Kedokteran Militer) adalah organisasi profesi yang mendukung ketahanan nasional melalui pelayanan kesehatan militer dan pengembangan ilmu kedokteran militer di Indonesia.

Sebelum menerima pengalungan dan sertifikat FIMMA maka saya menyampaikan presentasi “Next Pandemic”. Saya bahas beberapa hal tentang kedokteran militer dan antisipasi pandemi mendatang, mulai dari pandemi memang ada kaitan dengan ketahanan kesehatan, pengalaman pandemi 1918 dalam kaitannya dengan Perang Dunia ketika itu, proses perluasan wabah yang punya aspek intelejen kesehatan sampai usulan saya agar Perdokmil melakukan kegiatan dalam kerangka One Health, yaitu kerja bersama kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan.

Di bagian akhir saya sampaikan bahwa dalam Asta Cita setidaknya ada tiga aspek kesehatan. Aspek pertama tentu Asta Cita ke 4 yang secara jelas menyebutkan “Memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan dst…”.

Aspek ke dua adalah Asta Cita ke 8 yang isinya antara lain “…kehidupan yang selaras dengan lingkungan, dst…”. Hal ini jelas berkait dengan konsep One Health yang harus dikuasai dan dilaksanakan oleh jajaran kesehatan kita di berbagai tingkatan.

Aspek ke tiga adalah Asta Cita ke 2 yang antara lain mencakup “….sistem pertahanan keamanan negara…”. Hal ini jelas terkait dengan ketahanan kesehatan (“health security”) yang merupakan kajian dan ruang lingkup penting dari Perkumpulan Kedokteran Militer,  dan juga aspek penting kesehatan masyarakat kita dan bahkan kesehatan dunia.

24 Oktober ini adalah Hari Dokter Nasional. Kita tentu yakin bahwa seluruh dokter Indonesia,  dan juga Perdokmil akan selalu membaktikan diri sepenuh hati demi kesehatan bangsa kita.

 

Prof Tjandra Yoga Aditama
Dokter sejak 45 tahun yang lalu
Fellow Indonesia Society of Respirology (FISR), Fellow of Indonesia Military Medicine Association (FIMMA)