Meski wabah Corona belum juga mereda, bagi Universitas Yarsi (UY) aktivitas dan meraih prestasi tidak boleh berhenti. UY tidak beretorika, lewat Magister Sains Biomedis di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogjakarta membuktikan, Sabet juara harapan 3 Seri Biomedik dalam Kompetisi Siaran Interaktif Bertema Akademik (SINEMA) kemarin.
Penetapan dr. Lia Sari Utami Dewi dari Universitas Yarsi, juara harapan 3 Seri Biomedik Kompetisi SINEMA dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (PAAI) 2022 patut diapresiasi dari sebuah capaian melampaui ekpektasi.
Dokter Lia sapaan mahasiswi Magister Sains Biomedis Universitas Yarsi berkisah, kompetisi Temuan Ilmiah Nasional (TELMINAS) ke-7 Konsorsium Ilmu Biomedik Indonesia (KIBI) diikuti sebatas coba-coba bagian dari proses belajar dan tak punya target menang.
Proposal diajukan mengambil tema Solusi Sel Punca Sebagai Terapi Penyakit Degeneratif untuk Masa Depan.
Menurut dokter Lia, sel punca dapat memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi sel tubuh sakit atau mati (menggantikan yang rusak-rusak) sehingga tidak memerlukan lagi obat-obat jangka panjang. Misalnya obat diabetes, obat pengencer darah sumbatan arteri di jantung, dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri sudah ada dua rumah sakit besar menggunakan teknologi sel punca, RSCM Jakarta dan Rumah Sakit Soetomo Surabaya.
Dokter Lia mengatakan, sebagai peserta tidak memiliki pengalaman khusus dan tidak memiliki waktu panjang untuk menganalisa. Peserta kompetisi semuanya mahasiswa Magister Sains Biomedis dari perguruan tinggi di Indonesia.
Tidak menunggu lama, ternyata proposal dikirimkan online, oleh panitia TELMINAS diseleksi, dinilai dan ternyata membuahkan hasil. Proposal masuk 10 besar, menyisihkan peserta lainnya dari berbagai daerah di Indonesia dan berhak masuk kompetisi selanjutnya.
Kompetisi lanjutan ini dilakukan tatap muka. Peserta masuk nominasi wajib datang ke Universitas Gadjah Mada Yogjakarta. Diminta presentasi depan para juri. Presentasi fokus pada metode penyelesaian. Titik beratnya pada inovasi dan kreativitas.
Alumnus Fakultas Kedokteran UY ini menambahkan, peserta lolos dalam 10 besar sains biomedis, perguruan tinggi swasta hanya Universitas Yarsi. Lainnya dari perguruan tinggi negeri dan terbanyak dari Universitas Gadjah Mada. “Alhamdulillah saya masuk menjadi juara harapan ketiga,” ujar Dokter Lia.
Mahasiswi Magister Sains Biomedis mengungkapkan, prestasi diraih tidak lepas support moril, materil dan doa Kepala Program Studi Pasca Biomedik UY dan raihan ini menjadikan pengalaman juga bagian upaya membawa nama Yarsi ke ajang nasional.
Acara KIBI ini sangat bermanfaat positif bagi mahasiswa biomedik. Selain dituntut mempunyai jiwa kompetitif, juga harus banyak belajar mengenai keterbaruan ilmu biomedik yang kini berkembang pesat di dunia.
Perolehan juara harapan itu jadi semangat dan contoh bagi junior Magister Biomed. “Terkhususmya agar dapat lebih semangat dan aktif didalam akademik dan non akademik kedepannya,“ tutup dokter Lia. (usman)