Peringati Hari Diabetes Sedunia, Dinkes DKI Jakarta Gelar Senam dan Talkshow di Universitas YARSI

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan Senam dan Talkshow dengan tema “Cegah, Temukan dan Kelola Diabetes Sejak Dini” serta tes gula darah gratis yang bertujuan mendeteksi dini penyakit Diebetes Melitus terhadap civitas akademika Universitas YARSI (Kamis, 14 November 2019) melalui kegiatan “Posbindu (Pos Binaan Terpadu) Goes to Campus” di Lapangan Futsal UY lantai 5 Menara YARSI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kerja sama Program Cities Changing Diabetes (CCD) antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Novo Nordisk. CCD merupakan komitmen bersama dalam memerangi diabetes di perkotaan, mengingat kompleksitas masalah penanganan diabetes di Indonesia. Sebagai ibu kota negara, Jakarta memiliki prevalensi diabetes tertinggi berdasarkan hasil Riskesdas 2018. Dibutuhkan peningkatan sistem kesehatan yang tepat dan efektif dalam aspek promotif, preventif dan kuratif untuk mengurangi beban diabetes di perkotaan.

Diabetes Sedunia -2
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor UY) saat menyampaikan kata sambutan.

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor UY) secara resmi membuka acara yang dihadiri sekitar 300 orang peserta yang terdiri dari Mahasiswa, Dosen dan Tenaga Kependidikan UY. Turut hadir Prof. dr. Jurnalis Uddin, PAK. (Ketua Pengurus Yayasan YARSI), dr. Miranti Pusparini, M.Pd (Ked). (Wakil Rektor I), Dr. Tripanjiasih Susmiarsih, S.Si, M.Biomed, PA. (Wakil Rektor II), Dr. Dra. Himmi Marsiati, MS (Wakil Rektor III), Prof. Dr. Hj. Qomariyah, MS, PKK, AIFM (Ketua Senat Universitas), Dr. dr. Sri Wuryanti, MS, Sp.GK. (Ka. Pusat YARA), Dr. Suhirman Madjid, SE, M.Si (Ka. Pusat YARSI Village Empowerment Centre), Dr. Dra. Ndaru Andri Damayanti, MSc (Ka. Pusat YARSI TB Care), dr. Hj. Rika Yuliwulandari, M.Sc., PhD. (Dekan FK-UY), dr. Zwasta Pribadi M., MedEd. (Ka. Prodi Akademik FK-UY), dr. Hj. Diniwati Mukhtar, M.Kes, AIFM (Ketua Senat FK-UY), drg. Audiawati Surachmin, Sp.PM (Ka. Prodi Akademik KG), dan pejabat strutural serta dosen UY yang tidak bisa disebut satu-persatu.

Rektor UY menyatakan sangat mendukung penuh pelaksanaan Posbindu di Universitas YARSI. Diharapkan pencegahan diabetes harus digalakkan di kalangan anak muda sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki gaya hidup sehat dan aktif.

“Kami, pada hari ini yang hadir terdiri dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan Universitas YARSI sangat mendukung kegiatan ini,” ucap Prof. Fasli Jalal.

Mahasiswa yang sebagian besar terdiri dari anak-anak muda (remaja), kata Prof. Fasli Jalal berada di berberapa posisi. Pertama untuk dirinya, di mana sebagai orang muda yang harus waspada dan menyadarkannya betapa pentingnya pengetahuan pencegahan pra-diabetes. Kedua, mereka sebagai engine of change, yaitu orang-orang yang bisa mempengaruhi lingkungannya, teman sebayanya, maupun di tempat mereka mengabdi. Ketiga, dia akan menjadi profesional atau sebagai rule model yang harus faham kemudian sepakat untuk menginternalisasikan dan siap melaksanakan hingga menjadi kebiasaan.

“Mudah-mudahan acara seperti ini bisa membantu mewujudkan ketiga tujuan itu,” tambah Prof. Fasli Jalal.

Diabetes Sedunia -3
dr. Dwi Oktavia TLH, M.Epid. (Kepala Bidang P2P Dinkes Provinsi DKI Jakarta, Prof. dr. Jurnalis Uddin, PAK. (Ketua Pengurus Yayasan YARSI), Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor UY), dr. Hj. Rika Yuliwulandari, M.Sc., PhD. (Dekan FK-UY)

dr. Dwi Oktavia TLH, M.Epid. (Kepala Bidang P2P Dinkes Provinsi DKI Jakarta) mengatakan Program CCD di Jakarta diluncurkan sejak tahun 2018 melalui penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dengan Novo Nordisk. Pada peringatan Hari Diabetes Sedunia tahun 2019, CCD mengajak civitas akademika Universitas YARSI untuk melakukan deteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM) termasuk diabetes di Posbindu.

“Melalui Posbindu, masyarakat diharapkan melakukan pemeriksaaan deteksi dini faktor risiko PTM yang mencakup pengukuran tinggi badan, berat badan, tekanan darah, lingkar perut dan pemeriksaan gula darah,” jelas dr. Dwi.

“Sedangkan upaya-upaya strategis yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mencegah dan mengendalikan penyakit diabetes antara lain meningkatkan upaya promotif preventif, meningkatkan kualitas layanan pasien diabetes sesuai standar, meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui Posbindu, meningkatkan kerjasama dengan stakeholder terkait seperti camat dan lurah. Selain itu meningkatkan upaya penemuan kasus dan deteksi dini diabetes melalui Program Posbindu Mobile di 7 (tujuh) tatanan yang salah satunya adalah institusi pendidikan,” tambahnya.

Diabetes Sedunia -4
Moderator acara (paling kiri) bersama dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO, dr. Dwi Oktavia TLH, M.Epid., dan dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD, Ph.D. saat Talk Show

Fakta Diabetes di Indonesia, menurut International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017, Indonesia adalah rumah bagi 10,3 juta penyandang diabetes. Diperkirakan jumlahnya akan meningkat sebanyak 60% pada tahun 2045 menjadi 16.7 juta jiwa, dan menempati peringkat ke-7 di dunia.

Fakta ini juga didukung oleh hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, yang menunjukkan prevalensi diabetes di Indonesia meningkat dengan cepat. Sebelumnya (tahun 2013) angka prevalensi diabetes berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk umur di atas 15 tahun adalah 6,9% dan di tahun 2018 naik menjadi 8,5%.

Diabetes adalah kondisi kadar gula darah meningkat karena tubuh seseorang tidak dapat memproduksi insulin atau menggunakannya dengan benar. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi yang mengakibatkan kerusakan hati, jantung, ginjal, dan organ lainnya serta kebutaan, amputasi anggota badan, dan stroke.

Diabetes Sedunia -5
Prof. dr. Jurnalis Uddin, PAK. (Ketua Pengurus Yayasan YARSI) menerima kenang-kenangan berupa Plakat dari dr. Dwi Oktavia TLH, M.Epid. (Kepala Bidang P2P Dinkes Provinsi DKI Jakarta) didampingi oleh Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor UY).

dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD, Ph.D, dari Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) JAYA menjelaskan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan deteksi dini yang merupakan penyebab utama penemuan kasus diabetes. Hal itu masih terjadi di perkotaan seperti Jakarta, meskipun fasilitas kesehatan primer atau Puskesmas mudah diakses.

“Akibat terlambat ditemukan, sekitar 52% pasien dengan diabetes sudah memiliki komplikasi ketika didiagnosis,” paparnya.

“Tantangan lain dalam pengelolaan diabetes adalah jumlah dokter dan dokter spesialis di fasilitas kesehatan yang tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pasien,” kata dr. Dicky.

dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO – Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) menambahkan, gaya hidup merupakan salah satu faktor risiko penyebab penyakit diabetes. Mayoritas masyarakat perkotaan saat ini kurang bergerak, ditambah mengonsumsi makanan tinggi kalori sehingga meningkatkan risiko diabetes.

“Aktivitas olahraga rutin seperti latihan aerobik intensitas sedang, durasi minimal 30 menit per sesi, dilakukan 5x per minggu merupakan pilar penting pencegahan diabetes dan pengelolaan diabetes. Olahraga membantu gula diserap secara efisien oleh otot sehingga membantu menurunkan kadar gula dalam darah,” jelas dr. Rachmad. (ART)

Diabetes Sedunia -6
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor UY) diukur lingkar perutnya saat kunjungi booth Posbindu yang juga melayani tes tensi dan gula darah secara cuma-cuma.

“Universitas YARSI, Islami dan Berkualitas”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *