Takdir Miliki Batasan, Sains Standar Manusia Bersikap

Dalam kehidupan sering  terbesit apakah kita punya kendali terhadap takdir ?. Sesuai ajaran Islam takdir pun terbagi dua, pertama dapat dirubah dengan usaha dan kedua takdir mutlak dari ketetapan Allah SWT

Allah melalui Alquran telah menetapkan semua ada ukuran-ukurannya. Menurut  Kepala Lembaga Penelitian Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan H Utomo, Ph.D fungsi ilmuwan adalah menemukan ukuran-ukuran  sudah Allah SWT tetapkan tersebut. Dalam proses menemukan ukuran itu terjadilah keterkaitan antara sains dengan takdir. “Penemuan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada manusia terhadap takdir apa sedang mereka jalani,” ucap Doktor Ahmad pada Kajian Agama Islam Virtual Universitas Yarsi ,tadi pagi

Selanjutnya alumni Ph.D  Molecular Medicine University of Texas Health Science Center at San Antonio ,USA  tahun 1995-2003 menambahkan, di dalam takdir terdapat proses-proses akan membuat takdir itu terjadi. Contoh terjadinya takdir api  saat membakar kayu, disini diperlukan proses dalam mencapai titik suhu hingga dapat memunculkan wujud api tersebut. Melihat kondisi ini manusia dapat mempelajari bagaimana untuk bersikap dalam berproses untuk mencapai takdir, tetapi manusia itu harus  tau takdir apa saja yang dapat diusahakan dan yang mutlak dari Allah.

Takdir memiliki suatu batasan dimana didalamnya terjadi proses membentuk takdir tersebut. “Suatu batasan tersebutlah membuat manusia bisa mendefinisikan takdir tersebut,” terang Postdoctoral Fellow Departement of Pathology Harvard Medical School, Boston USA tahun 2003-2007.

Di akhir pembicaraan Doktor Ahmad menegaskan ,sains diibaratkan sebagai tolak ukur atau standar untuk manusia dalam bersikap terhadap takdir dihadapinya. “Seperti halnya, data sains covid-19  menentukan sikap manusia dalam menghadapi wabah tersebut,”ujarnya.

Saat Kajian Agama Islam berlangsung, banyak pertanyaan diutarakan  kepada Doktor Ahmad , seperti pembahasan manusia pertama bukan Adam, keinginan sehat dan berjihad bukan pokoknya meninggal syahid tetapi pergi dan kembali selamat. Kemudian keinginan divaksin covid-19 hanya dengan vaksin  diyakini tertentu serta pertimbangan agama dan sains membuat regulasi oleh para pengambil keputusan

Penulis Dimas, Anggun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *