Tiga Kartini Alumnus FKUY Raih Cumlaude Beri Kunci Sukses Jadi Dokter

Bagi mahasiswa kedokteran,sampai bisa mengucapkan sumpah (baiat) dokter merupakan masa paling bahagia dan melegakan. Apalagi bisa meraih nilai tertinggi(cumlaude), tentu punya tambahan kisah tersendiri.

Jujur, semua pelajaran di kedokteran punya tingkat kesulitan berbeda-beda. Sangat penting menyikapi kesulitannya dengan lebih tekun dan membuat beberapa strategi. Semua itu agar bisa menjadi solusi dalam permasalahan kuliah di fakultas kedokteran.

Hanifah Azzahrah, dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi (FKUY) peraih indek prestasi kumulatif (IPK) tertinggi menyatakan,saat pelaksanaan Baiat Dokter, Mei 2025 di Universitas Yarsi.

Meraih IPK tertinggi tentu ada kunci dan strategi. Ikhtiar lewat belajar dan beribadah, Saat belajar perlu ketekunan dan memanfaatkan teknologi agar dapat banyak ilmu  terbaru. Kemudian selain belajar sendiri, diskusi berbagai materi dengan teman-teman belajar juga sangat membantu nambah wawasan dan pola pikir.

Lalu paling penting setiap langkah akan melakukan sesuatu (presentasi dan ujian ) selalu meminta restu dan doa orangtua setiap harinya. “Jangan lupa minta ridho kedua orangtua ,” ujar Hanifah Azzahrah (dokter Hanifah), juga jadi siswa berprestasi tingkat nasional dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2019)

Kuliah di kedokteran sebenarnya cukup menguras energi dan pikiran, karena dari pagi hingga sore harus berada di kampus, kemudian malamnya dilanjutkan mengerjakan tugas dan belajar juga. Apalagi saat  pre-klinik sempat mengalami masa-masa COVID-19 yang cukup merasa terbebani karena tidak bisa melaksanakan praktikum dan skill lab secara offline di kampus sehingga menjadi suatu hal cukup menantang bagi mahasiswa kedokteran.

Kepada adik tingkat, tetap semangat dan fokus. Perjalanan kedepannya masih panjang, teruslah berusaha  terbaik. “Karena hasil tidak akan mengkhianati usaha,” pesan dokter Hanifah  peraih cumlaude juga siswi terbaik pelajaran Bahasa Arab (2016)

Kalila Nisya yang juga dokter alumni FKUY peraih Objective Struktured Clinical Examination (OSCE) tertinggi sependapat dengan dokter Hanifah mengatakan, tidak ada kunci khusus, hanya belajar dan berdoa lalu serahin aja ke Allah SWT ,semoga diberikan yang terbaik semua itu strategi tertinggi.

Menurut Kalila Nisya ( dokter Kalila) cara setiap orang menghafal dan mengerti pelajaran itu berbeda-beda. Jadi balik lagi cari style belajar sendiri yang paling cocok. Kalau saya tipe harus mengetahui overall  mau ngapain lalu dibikin step by stepnya. “Setelajh itu hafalin step by stepnya ,sometimes diulang-ulang agar ingat terus dan jangan panik saat ujian,” tutur  dokter Kalila peraih cumlaude

Kuliah kedokteran itu tidak hanya fokus ke materi tapi juga skill. Setiap mata kuliah punya tantangan. Blok neuro(syaraf) paling sulit ditekuni dan solusinya belajar bareng dan sharing sama teman,diskusi bahas soal-soal, “Tidak ketinggalan belajar di YouTube, baca penjelasan di Google dan  untuk detailnya baca e-Book.

Kedokteran itu identik long life learner, karena ilmu kesehatan akan berkembang terus menerus. Tapi bukan berarti lupa untuk take care of yourself. Pokoknya sempatkan waktu istirahat atau bermain.

“Intinya penting buat waktu untuk badan kita healing sendiri sehingga menunjang belajar jadi lebih baik,”terang dokter Kalila.

Dinda Mulia yang juga dokter alumni FKUY peraih nilai tertinggi Computer Based Test (CBT) sepaham dengan dokter Hanifah dan dokter Kalila, tantangan kuliah kedokteran sangat banyak. Materi sangat luas dan padat, harus dipelajari dalam waktu singkat.Belum lagi ujian setiap bulan.

Kuliah di fakultas kedokteran memang berat, tapi bukan tidak mungkin dijalani.Saat merasa lelah , bisa menemukan jalannya jika disertai usaha dan doa.

Saat kuliah, pelajaran biokimia menjadi paling menantang. Belajar berulang-ulang dan  diskusi dengan teman jadi solusi. “Belajar bersama sangat membantu memahami konsep yang kompleks dan membuat suasana belajar lebih menyenangkan,” cakap Dinda Mulia (dokter Dinda).

Masa preklinik dilalui, cukup sering mengalami kegagalan. Namun semangat belajar  tidak menyerah, konsisten setiap hari, fokus setiap belajar, membiasakan diri membedah soal, bukan menghafal, rutin mengikuti try out dan mengulas kembali materi yang masih lemah.

Tidak kalah penting buat jadwal belajar harian terstruktur agar tidak ada materi  terlewat. “Semua itu menjadi kunci sukses dan akhirnya keberhasilan tercapai,”  terang dokter Dinda peraih cumlaude.

Ketiga dokter berprestasi tinggi mufakat, keberhasilan yang dicapai selama proses pendidikan kedokteran tentu atas bimbingan dan nasehat para dosen dan konsulen .”Semoga semua itu jadi amal sholeh dan para dosen selalu diberikan kesehatan dan umur Panjang,” ucap tiga Kartini telah bergelar dokter.(usman)