Pendiri Microsoft, Bill Gates berkunjung ke Indonesia dan disambut hangat Presiden Prabowo Subianto di ruang Istana Merdeka. Bill Gates akan menggelar uji coba vaksin TB di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Dekan fakultas kedokteran Universitas YARSI, Prof. dr. Pratiwi Pujilestari Sudarmono Ph.D, Sp.M.K (Prof Pratiwi ) menjelaskan negara Indonesia sebagai tempat percobaan vaksin TB adalah pilihan tepat karena dari seluruh provinsi di Indonesia, Jakarta memiliki insidensi TB yang paling tinggi.
Jakarta paling tinggi insidensinya, morbiditas dan mortalitasnya juga. “ Sehingga kalau kita jadikan tempat percobaan vaksin, itulah yang paling tepat,” jelasnya.
Tentu hal ini menjadi sebuah harapan bagi negara kita khususnya dalam mengurangi angka kematian akibat penyakit tuberkulosis. Tetapi aneh sekali dan tidak masuk akal kalau kita mencoba vaksin tapi di daerah yang tidak ada infeksinya. “kan tidak mungkin ya, gimana tahunya vaksin itu bermanfaat atau tidak?” tambahnya.
Prof Pratiwi sendiri secara pribadi mengharapkan uji coba vaksin tersebut terjadi. Namun tidak masalah juga jika rencana uji coba vaksin tersebut ditolak. “Saya secara pribadi mengharapkan bahwa uji tersebut selesai dan terjadi,” tutur Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
Bahwa ada penolakan, tidak apa juga ditolak, kita kan ada inform consent-nya. Yang penting penelitian itu diselenggarakan secara etis, mengikuti kaidah-kaidah etis dan ilmiah berbasis bukti sehingga kita mendapatkan data yang shahih,” ujarnya.
Lagi-lagi hal ini menunjukkan uji coba vaksin ini diharapkan terselenggara, sehingga masyarakat mengetahui apakah vaksin tersebut bisa digunakan di Indonesia atau tidak. “Saya menyambut baik hal tersebut,” katanya.
Bill Gates menggelar uji coba vaksin TB di Indonesia dengan biayanyanya, namun masih belum pasti teknologi vaksin seperti apa yang akan digunakannya untuk melakukan uji coba ini. Prof. Pratiwi mengatakan teknologi akan digunakan oleh Bill Gates dalam rencana ini tentunya bukanlah teknologi vaksin dengan cara bakteri dilemahkan, karena hal itu sudah pernah dicoba. “Bill Gates membiayai percobaan vaksin itu dan dengan berbagai teknologi yang ada. Saya tidak tahu vaksin penyakit yang ada sekarang ini menggunakan teknologi yang mana. Yang pasti bukan bakteri dilemahkan, karena bakteri TB yang dilemahkan itu sudah dicoba dan susah sekali,” jelasnya.
Lebih lanjut Prof.Pratiwi menjelaskan vaksin TB merupakan vaksin yang ditunggu dunia karena angka penyakit dan angka kematian akibat tuberkulosis meningkat dengan pesat.
Khusus Indonesia, tadinya berada di peringkat keempat, lama-lama peringkat ketiga, dan sekarang menjadi peringkat kedua. Jadi berarti keadaannya bukan berarti membaik, tetapi justru memburuk. “Menduduki peringkat kedua sesudah India,” jelasnya.
Ditambahkannya, hampir setiap 3 – 4 menit terdapat satu orang di Indonesia ini meninggal karena tuberculosis dan penyakit ini diderita dari bayi sampai orang tua. Penularan tuberculosis sangat tinggi, terutama pada usia produktif.
Mereka yang terserang tuberculosis dalam waktu singkat sebenarnya mereka menjadi tidak produktif. “ Karena penyakitnya memerlukan pengobatan yang sama sekali tidak mudah,” ujarnya.
Melalui uji coba vaksin TB rencananya akan digelar di Indonesia, maka diharapkan hal tersebut berhasil dicoba. Prof Pratiwi mengharapkan kita dalam satu tahun kalau kita coba, kita sudah dapat hasilnya. Meskipun banyak yang menentang, diterangkan saja, kalau diterangkan tetap menentang, ya sudah tak usah ikut, kalian yang tidak mau, tidak usah ikut, tidak apa-apa.” Hal ini mengindikasikan bahwa uji coba vaksin TB tersebut masih ada yang meragukan atau menentangnya, namun pada akhirnya hal ini adalah sebuah pilihan bagi setiap orang untuk memilih sehat atau terpaku dalam kondisi yang buruk.
Memang semuanya pilihan, Anda mau sakit atau mau tidak sakit. Sesudah dijelaskan, memang pilihannya ada pada masing-masing.tutupnya
Jadi uji coba vaksin TB di Indonesia, keraguan atau harapan? (mahasiswa FK Medical Journalism,Dhiya Niknoz Ayman)