Visiting Professor Pandemi

Pada 6 Mei 2024 ini saya menjadi Visiting Profesor di FK Universitas Andalas. Saya sampaikan tujuh aspek pandemi mendatang.

Pertama, di era modern ini sudah ada dua kali pandemi, yaitu H1N1 2009 – 2010 dan COVID-19 sejak 2019.

Ke dua, dari dua pandemi itu selalu ada team review WHO (saya menjadi anggota team review pada pandemi H1N1). Pada pandemi H1N1 maka kesimpulan kami sebagai team review bahwa “the world is ill prepared”, sementara team review Pandemi COVID-19 kesimpulannya adalah “the world was not prepared”. Jadi, sebelum ini dunia tidak siap menghadapi pandemi.

Ke tiga, kita tahu bahwa akan ada pandemi lagi di masa datang. Kita hanya tidak tahu kapan dan penyakit apa yang mendasarinya. Nah, kalau di kedua pandemi terdahulu dunia tidak siap, maka jangan sampai “seperti keledai jatuh di tempat yang sama”, artinya untuk pandemi mendatang kita harus siap, “the world should be well prepared”.

Ke empat, dunia sekarang sudah punya daftar kemungkinan2 penyebab pandemi mendatang, walau belum sepenuhnya pasti. Beberapa perkiraannya adalah penyakit akibat virus korona baru, spesies influenza baru, berbagai kemungkinan demam berdarah, ebola & marburg, zika, penyakit zoonosis dan disease X.

Ke lima, perlu penelitian mendalam tentang vaksin untuk “kandidat pandemi” ini. Target idealnya adalah 100 hari “from lab to jab”, artinya 100 hari penelitian laboratorium akan menghasilkan vaksin yang sudah bisa disuntikkan. Ini tentu kerja besar sekali dari dunia kedokteran.

Ke enam, obat juga harus bisa ditemukan, yang setidaknya punya 4 cara kerja. Mencegah virus masuk ke dalam sel, atau kalau sudah masuk jangan memperbanyak diri, atau kalau sudah memperbanyak diri maka jangan terlalu merusak sel, atau kalau toh sudah merusak maka jangan sampai keluar dan makin menyebar di tubuh manusia. Ini juga kerja amat besar dari dunia kedokteran.

Ke tujuh, perlu ada aturan internasional baru yang dapat mencegah atau menangani pandemi lebih baik tetapi dengan tetap mempertahankan nilai kesetaraan dan keadilan perlakuan antar negara, “equity, fair and transparant”. Untuk point ke tujuh ini sekarang di kantor WHO Jenewa (yang diikuti juga delegasi Indonesia) sedang dibahas dua instrumen aturan kesehatan penting, yaitu semacam Traktat Pandemi (atau bentuk konvensi atau yang lain), dan juga Amandemen Aturan Kesehatan Internasional (International Health Regulation).

Semoga kita dan dunia dapat lebih siap untuk menghadapi kemungkinan pandemi mendatang.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Penerima Rekor MURI April 2024 sebagai Penulis Artikel COVID-19 terbanyak di media massa