Delapan Kesehatan Kemerdekaan

Dari banyak hal ttg kesehatan yang disampaikan pada pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto 15 Agustus 2025, kemarin, maka disampaikan 8 hal diantaranya, sejalan dengan angka 80 tahun Kemerdekaan.

Pertama, Presiden menyampaikan kesehatan sebagai salah satu prioritas RAPBN 2026, dengan dihadirkannya kesehatan berkualitas yang adil dan merata. Ditegaskan bahwa pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga negara. Apa yang disampaikan Presiden ini amat sejalan dengan konsep internasional “Universal Health Coverage (UHC)”, yang artinya adalah semua warga memperoleh akses pada pelayanan kesehatan bermutu yang dibutuhkannya, kapan dan dimanapun dibutuhkannya, tanpa membebani keuangannya. Hal ke dua, anggaran kesehatan tahun 2026 dialokasikan Rp 244 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya. Ini tentu hal yang amat penting.

Ke tiga, disampaikan tentang program Makan Bergizi Gratis (MBG). Tiga masukan untuk program mulia ini adalah MBG sebagai suatu kerangka yang lengkap “School Nutrition Package Framework”, penerapan “from farm to plate” dalam implementasinya serta pentingnya aspek kepemimpinan dan manajemen pengorganisasian.

Ke empat, Presiden menyampaikan bahwa tentang Cek Kesehatan Gratis. Program ini tentu amat kita dukung, dan mengharapkan agar setidaknya ada dua tujuan kegiatannya di sekolah, yaitu mendeteksi dini gangguan kesehatan pada anak sekolah, dan kedua untuk meningkatkan pemahaman kesehatan pada anak dan juga lingkungan sekolah.

Ke lima, kita juga menyambut baik tentang 66 rumah sakit di 66 Kabupaten yang sedang ditingkatkan kelasnya. Kita percaya bahwa ini dilakukan bersamaan dengan penguatan pelayanan kesehatan primer dan kegiatan langsung di masyarakat pedesaan.

Ke enam, Presiden kembali menyebutkan tentang program kesehatan untuk penurunan tuberkulosis. Ini jelas hal yang amat penting, karena kita tahu bahwa Indonesia adalah negara penyumbang kasus TB terbanyak ke dua di dunia, dan kita sudah punya Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 67 Tahun 2021 yang mengamanatkan eliminasi tuberkulosis di tahun 2030. Ke tujuh, pidato Presiden juga menyebut tentang pengendalian penyakit menular, yang juga amat kita sambut baik. Tentu dalam hal ini diingatkan Kita bahwa negara kita juga masih menghadapi penyakit tropik terabaikan (“neglected tropical diseases-NTD”).

Ke delapan, kita tegaskan kembali pentingnya peran kesehatan dalam berbagai aspek kehidupan. Memang kesehatan bukanlah segala-galanya, tetapi kita menyadari bahwa tanpa ada kesehatan maka segalanya dapat jadi tidak berarti.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI
Adjunct Professor Griffith University.