Direktur Pascasarjana Yarsi Terima Penghargaan Achmad Bakrie 2025, Penghargaan Jadi Tambahan Semangat Tingkatkan Literasi Kesehatan

Rabu,27 Agustus 2025 merupakan malam khusus bagi Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K),DTM&H,DTCE.,FISR.Pasalnya Prof Tjandra demikian sapaan akrab dari civitas akademi Universitas Yarsi, menerima Penghargaan Achmad Bachrie XXI/2025.

Penghargaan Achmad Bachrie merupakan inisiatif Keluarga Bakrie mengapresiasi tokoh-tokoh Indonesia memiliki pencapaian dalam bentuk gagasan, karya dan kontribusi luar biasa serta bermanfaat bagi Indonesia, bahkan dunia.

Prof Tjandra seorang Guru Besar Pulmonologi dan penggiat literasi kesehatan masyarakat fokus penanganan penyakit menular. Sebagai mantan Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Prof. Tjandra telah menunjukan keteladanan dan prestasi luar biasa dalam upaya pengendalian penyakit menular serta advokasi kebijakan kesehatan berskala global.

Konsisten Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Yarsi memperkuat literasi kesehatan masyarakat semasa pandemi Covid – 19 yang terus berlanjut hingga kini jadi cerminan dedikasi jangka panjangnya terhadap peningkatan kualitas kesehatan manusia Indonesia seutuhnya.

Rekam jejak keilmuan Prof. Tjandra,  pakar dalam bidang pulmonologi dan kedokteran respirasi. Capaiannya sebagai seorang guru besar dibidang tersebut berikut pengalaman panjangnya di sektor tata kelola kesehatan nasional hingga global adalah refleksi kualitas kepakarannya.

Meskipun demikian, paling istimewa kegigihan Profesor kelahiran 3 September 1955 membawa kepakarannya menembus menara gading keilmuan, dinding ruang praktek medis, dan pintu birokratis, kemudian berlabuh diruang berbagi pengetahuan isu-isu kesehatan terkini lewat rangkaian kata yang mudah dipahami masyarakat.

Hingga kini banyak sekali sumbangsih mantan Direktur Penyakit Menular Regional, World Health Organization- South East Asia Regional Office (WHO-SEARO) di New Delhi, India. lewat tulisan-tulisannya informatif dan wawancara seputar informasi kesehatan di media massa. Tulisan itu menunjukan kemampuan serta komitmennya menerjemahkan terminologi, pengetahuan, dan data-data ilmiah dunia medis yang rumit dalam rumusan kosakata membumi,

Selanjutnya tulisannya tersebut bukti banyak kontribusi luar biasa bermanfaat bagi Indonesia, bahkan dunia dalam bentuk gagasan, karya dan kontribusi luar biasa. Prof  Tjandra tidak mengemas isu kesehatan masyarakat hanya sebagai masalah harus diatasi pemerintah semata. Lebih dari itu, dirinya senantiasa mentransmisikan pesan-pesan penting mengenai peran kunci masyarakat untuk meningkatkan kesadaran  akan kesehatan bersama.

Dokter Teladan Departemen Kesehatan 1993 percaya kesehatan masyarakat adalah persoalan multidimensi dan karenanya diperlukan pendekatan holistik terutama sisi promotif-preventif sehingga pemangku kepentingan akan memiliki perspektif dan derajat kesehatan di Indonesia meningkat.

Profesor hobi bersepeda  bertransformasi menjadi sosok intelektual organik terkemuka dirana medis. Tidak mudah menemukan sosok seperti Prof Tjandra seorang ilmuawan sekaligus praktisi medis  piawai menulis , mampu mencerahkan benar semua lapisan masyarakat  lewat aneka karyanya.

Berangkat dari pertimbangan tersebut sehingga Dewan Juri diketuai Prof. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc ., Ph.D memutuskan Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama sebagai penerima Penghargaan Achmad Bachrie XXI/2025 bidang kesehatan.

Penyerahan Trophy Penghargaan Achmad Bakrie oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Piagam Penghargaan oleh Ardiansyah Bakrie.

Prof Tjandra mengungkapkan, rasa syukur kepada Allah SWT, sekaligus menyampaikan penghargaan kepada keluarga besar Bapak Achmad Bakrie serta berterima kasih kepada Dewan Juri.

Profesor alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menegaskan, terus terang, tidak menduga yang dilakukan selama ini mendapat apresiasi dalam bentuk penghargaan ini. Dalam konsiderannya disebutkan, Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi yang berkontribusi besar dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat pada masa pandemi Covid-19 dan pascapandemi di Indonesia.

Prof Tjandra menyatakan, menulis di berbagai media massa nasional karena ingin ikut berperan mencerahkan masyarakat tentang berbagai aspek kesehatan, baik untuk perorangan maupun kesehatan masyarakat secara luas.

Menurut dia penghargaan Achmad Bakrie XXI memberi tambahan semangat bagi dirinya terus menggeluti kesehatan serta terus bergiat meningkatkan literasi kesehatan masyarakat di hari-hari mendatang yang dapat berperan bagi kesehatan masyarakat.

Prof Tjandra percaya program kesehatan hanya akan berhasil baik kalau semua aspeknya, mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dikerjakan secara menyeluruh.

Kesehatan adalah aset amat berharga yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan. “Seperti kata orang bijak health is not everything, but without health everything is nothing,” seru Prof. Tjandra.

Rektor Universitas Yarsi ,Prof.dr.Fasli Jalal,Ph.D mengatakan Prof. Tjandra teladan bagi anak   muda ,khususnya mahasiswa Yarsi. Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi menunjukkan bahwa karya akademik tidak hanya berhenti di laboratorium atau ruang kuliah, tetapi juga dapat memberi dampak besar bagi masyarakat luas.

Rektor Yarsi berharap semangat beliau terus berkarya dapat menginspirasi sivitas akademika Universitas yarsi agar selalu berkontribusi nyata bagi negara (Usman).