Diskusi Pendidikan: Temu INOVASI ke-9, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor UY) Sebut Fasilitator Daerah Tidak Jelas Positioning-nya

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D – Rektor Universitas YARSI untuk ke sekian kalinya menjadi moderator pada Diskusi Pendidikan: Temu INOVASI ”Membangun Landasan Kemampuan Numerasi Kelas Awal” (Rabu, 19 Februari 2020) di Ruang Sidang Graha — Puslitjak Balitbang, Gedung E, Lantai 19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta Pusat.

Kegiatan Diskusi Temu INOVASI ke-9 terselenggara atas kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan program kemitraan inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI). Acara ini dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud – Totok Suprayitno, Ph.D dan dihadiri juga oleh Dr. Iwan Syahril, Ph.D. (Staf Khusus Mendikbud Bidang Pembelajaran), perwakilan DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade) Kedutaan Besar Australia – Laura Krauth, dan beberapa pejabat di lingkungan Kemendikbud lainnya. Forum diskusi kali ini membahas berbagai upaya peningkatan kompetensi dasar siswa dalam menggunakan keterampilan matematika (numerasi).

Melalui program INOVASI, pemerintah Indonesia dan Australia menjalin kemitraan untuk lebih memahami dan mengatasi tantangan belajar di kelas-kelas awal pendidikan dasar. Fokusnya adalah dalam hal kualitas pembelajaran literasi dan numerasi kelas awal, serta pendidikan inklusif. Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan pendidikan yang terus dilakukan oleh iNOVASI adalah menggali cara-cara terbaik di daerah, solusi lokal yang penerapannya dapat memperkuat kualitas pengajaran dan pembelajaran di kelas.

Temu INOVASI ke-9 - 2
Hesti Ekawati, S.Pd. salah satu narasumber sedang mempraktekkan caranya mengajar seperti yang dikembangkanya dari INOVASI menjadikan pelajaran matekatika yang tadinya ditakuti menjadi pelajaran yang digemari dan menyenangkan.

Pada salah satu sesi diskusi Prof. Fasli Jalal mengatakan bahwa dia melihat USAID (United States Agency for International Development) sudah 20 tahun membantu Indonesia mulai dari program MBE (Managing Basic Education), DBE (Decentralized Basic Education), PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesias Teachers, Administrators, and Students) yang masing-masing selama lima tahun sungguh luar biasa hasilnya. Namun apa yang sudah dilakukan dengan sokongan dana yang cukup besar dari pemerintahan Amerika tersebut dan hasil sudah dicapai dari semua program-program tersebut hilang begitu saja. menurutnya kelemahan terbesar dalam hal ini adalah masalah fasilitator daerah.

“Kita berasumsi bahwa mereka adalah tokoh kunci dari orang lokal (masyarakat daerah) yang sudah dipilih dengan kriteria tertentu dan dilatih, didampingi, kemudian menjadi mentor yang efektif di daerahnya, tetapi positioning mereka tidak pernah jelas setelah proyek itu berakhir,” keluh Prof. Fasli Jalal.

“Apakah mereka dijadikan seperti contohnya pengawas ideal, meskipun keberadaan mereka diakui oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat mereka itu ‘jago’, namun sewaktu masuk pada stream pengawas ternyata tidak kompetibel dengan sistem seleksi pengawas,” lanjut Prof. Fasli Jalal.

Temu INOVASI ke-9 - 3
Laura Krauth, perwakilan DFAT (Department of Foreign Affairs and Trade) Kedutaan Besar Australia sedang menyampaikan kata sambutan.

Kemudian pada waktu mereka dengan suka rela melanjutkan kegiatan itu membantu sekolah, guru-guru, atau KKG (Kelompok Kerja Guru) lain (bukan tempatnya mengajar), kata Prof. Fasli Jalal sebagian besar dari mereka dicemburui oleh guru-guru yang lain (teman guru tempatnya mengajar) termasuk dimarahi sama kepala sekolah karena kegiatan tersebut kebanyakan dari mereka meninggalkan sekolahnya.

Acara diskusi yang dihadiri lebih dari 100 orang dari berbagai kalangan ini diawali dengan pemutaran video “Mengajarkan Matematika Kelas Awal, Kuasai Konsepnya! Di dalam video tersebut mengisahkan bagaimana pengalaman beberapa guru di Sidoarjo, Jawa Timur dan Sumbawa, NTB mengajarkan matematika kepada murid-muridnya dengan cara-cara inovatif yang didapatnya dari INOVASI menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang ditakuti menjadi menyenangkan.

Dilanjutkan dengan Talkshow sesi 1 (satu) ”Kemampuan numerasi siswa “Upaya dan Praktik Baik Pembelajaran” yang dipandu oleh Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D – Rektor Universitas YARSI. Menghadirkan narasumber Nurul Ainia, S.Pd (Guru SDN Ngampelsari Sidoarjo, Jawa Timur), Hesti Ekawati, S.Pd. (Guru Kelas 1 SDN Kapas Sari Sumbawa, NTB), dan Ruba Nurzaman, M.Pd (Edukasi 101).

Temu INOVASI ke-9 - 4
Rektor UY – Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (tengah/berbaju abu-abu) di antara pejabat-pejabat Kemendikbud dan Kedutaan Australia – Laura Krauth.

Sedangkan pada sesi 2 (dua) berjudul “Dukungan dan Kebijakan untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan, Khususnya Pembelajaran Numerasi Kelas Awal”dengan narasumber Dr Tirto Adi, M.Pd (Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Sidoarjo), Dr. Rahmawati, ST. M.Ed. (Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Balitbang dan Perbukuan, Kemendikbud), dan Dr. Poppy Dewi Puspitasari, MA (Plt. Direktur Direktorat Pembinaan SMP, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemendikbud). Di penghujung setiap sesi acara ini dilanjutkan dengan tanya jawab yang mendapat pertanyaan dan tanggapan beragam dari perserta.(ART)

“Universitas YARSI, Islami dan Berkualitas”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *