Menjadi dokter mulai kini harus mempunyai kompetensi dan, skill yang baik. Lebih penting lagi mempunyai attitude baik pula. Dokter juga harus siap berperan dalam era implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) , mampu menghadapi era revoluai kesehatan 4.0.
Arahan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi (FKUY), Prof .dr. Rika Yuliwulandari,M.Sc ,Ph.D disampaikan dalam acara Baiat Dokter Muslim FKUY, tadi pagi dihadiri Ketua pengurus Yayasan Yarsi Prof .dr. Jurnalis Uddin, PAK dan Rektor Universitas Yarsi ,Prof .dr. Fasli Jalal, Ph.D , mitra sejawat Universitas Yarsi dan orang tua dari para dokter dibaiat
Selanjutnya Prof Rika , panggilan akrab Ibu Dekan menyatakan, bagi para dokter alumni FKUY , tidak cukup itu saja, tetapi harus pula menitikberatkan pada penggunaan artificial inteligent, mampu menerapkan pendekatan preventif dan kuratif berdasarkan karakter pasien (Precision Medicine) dan juga dapat menerapkan, membangun,mengembangkan telemedicin yang menjdi solusi. “Semua ini agar dokter FKUY sukses,” ujar Prof Rika
Khusus era MEA, Guru Besar FKUY mengingatkan, dokter-dokter FKUY harus siap berkompetisi dalam pasar bebas di Asia Tenggara. Dokter-dokter dari Asean akan banyak bekerja di Indonesia, begitu juga sebaliknya para dokter Indonesia bisa bekerja di luar Indonesia, dalam Asean .
Dokter Muslim Yarsi bisa menjadi bagian transformasi kesehatan , harus flexibel dan tanggap menekankan aspek kenyamanan serta kepercayaan saat memberikan pelayanan kesehatan bagi setiap pasien.
Selama pendidikan, dokter-dokter di FKUY telah dibekali pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Selain itu Ruhul Islam dalam setiap asfek pendidikan, sehingga menjadi dokter bisa mengedepankan nilai-nilai kebenaran, berkarakter kuat, berakhlak mulia, selalu berinovasi.
Amalkan nilai nilai telah didapati selama dibangku kuliah dengan sungguh-sungguh. Selamat berkarya dan mengabdi pada bangsa dan negara kepada dokter-dokter Yarsi.” Kepada dokter FKUY jangan lupa membalas jasa dan selalu membahagiakan orang tua,”pesan Ibu Dekan.
Baiat dokter muslim FKUY periode januari 2022 diikuti 85 mahasiswa program studi profesi dokter FKUY telah menyelesaikan kepaniteraan klinik dan lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD)
Wakil Dekan 1 FKUY ,Dr.Miranti Pusparini,M.Pd menjelaskan, acara baiat dokter muslim dilaksanakan dalam Auditorium Ar Rahman Universitas Yarsi secara hybrid menerapkan protokol kesehatan ketat. Semua hadir secara luring, baik peserta baiat, pimpinan FKUY, maupun panitia harus telah divaksinasi dan hasil swab antigen negatif.
Sebelum memasuki auditorium, seluruh yang hadir juga telah disediakan QR Code PeduliLindungi, wajib dipindai pada saat memasuki ruangan, dan setelah acara selesai.
Saat ini ,orang tua, keluarga dan 85 dokter muslim ikut baiat merasa bahagia telah menyelesaikan pendidikan kedokteran di FKUY.
Dokter Rangga Izzaturahman Hilmi salah satu peserta baiat menyatakan perasaan bahagia.Alhamdulillah, sangat bersyukur dapat meraih gelar dokter. “Semua ini berkat doa orang tua” seru dokter Rangga yang memperoleh nilai CBT UKMPPD tertinggi.
Selanjutnya dokter Rangga berkisah, tidak menyangka dapat nilai tertinggi komputer basic test (CBT) UKMPPD. Padahal persiapan awalnya hanya ikut teman teman saja, ikut belajar bimbingan belajar diluar kampus, dan ikut bimbingan dari kampus. Kemudian saya belajar, fokus, latihan soal, review lagi. “Diakhir saya tidak lupa bertawakal kepada Allah SWT atas apa ikhtiar sudah saya kerjakan,” cerita Dokter yang ingin jadi klinisi dokter spesialis bedah saraf.
Sebelum mewujudkan cita-cita, setelah baiat ini, Insya Allah akan internship, lalu praktik, dan lanjut sekolah spesialis. “Saya ingin mengambil program beasiswa spesialis,namun tetap akan liat peluang, program apa saja tersedia ,” tuturnya.
Belajar di FKUY menjadi pribadi mandiri, attitude yang baik, dan melahirkan kebersamaan dengan teman sejawat, serta bisa membangun network untuk pengembangan karir di masa depan.
Kepada adik-adik sedang menempuh pendidikan kedokteran FKUY, tetap semangat terus. Percayalah bahwa proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. “Dont stop when are you tired, stop when you are done,” tutup dokter Rangga.