Kaos 20 tahun yang lalu, ketika Tsunami Aceh

Pada libur lebaran tahun 2024 ini saya menemukan kaos di lemari, yaitu kaos waktu saya menjadi Ketua Team Medis Republika Peduli Aceh yang dibentuk awal 2005 untuk ikut membantu masyarakat Aceh pasca Tsunami Desember 2004. Jadi kaos ini sudah berumur sekitar 20 tahun lamanya.

Ketika itu team medis Republika kita atur untuk ke tiga lokasi, yaitu Bireun, Pidie dan Lhokseumawe. Anggota team pada dasarnya adalah para Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru (karena saya dokter spesialis paru) dan juga Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) atay Dokter THT, yang kebetulan teman-teman istri saya yang dokter spesialis THT.

Saya ingat waktu itu laporan kegiatan dimuat secara berkala di Republika, termasuk jumlah kasus dan jenis penyakitnya. Sayang saya sekarang tidak bisa menemukan jejak elektroniknya, mungkin karena 20 tahun yang lalu itu memang belum banyak penggunaan digital medianya. Tetapi saya ingat sekali bahwa di semua klinik Republika maka selalu peniuh didatangi masyarakat setempat, dan harus diingat juga bahwa ketika itu suasana keamanan Aceh belumlah kondusif. Saya juga membuat sebuah buku tentang aspek kesehatan Tsunami, tapi sayang juga sudah tidak ketemu arsipnya lagi, mungkin harus dicari kepenerbitnya, kalau tidak salah Universitas Indonesia Press.

Sebelum menjadi Ketua Team Medis Republika Peduli Aceh 2004 – 2005 ini maka beberapa hari sesudah Tsunami maka saya juga sudah datang ke Aceh, dan waktu itu ke RS Zainoel Abidin di Banda Aceh. Waktu saya datang maka seluruh rumah sakit dipenuhi lumpur sampai puluhan sentimeter, dan hanya ada 3 atau 4 dokter yang ada. Kemudian datang team TNI yang membersihkan RS sehingga akhirnya sebagian datang digunakan, walaupun team kesehatan luar negeri banyak yang membuka tenda kesehatan di halaman RS. Waktu hari awal-awal sesudah Tsunami maka juga disediakan pelayanan bronkoskopi (alat endoskopi yang bisa masuk ke dalam saluran napas di paru) yang tadinya diperkirakan diperlukan untuk “membersihkan” paru.

Di masa lebaran 2024 ini kita lihat di TV bahwa warga berziarah ke kuburan massal korban Tsunami. Semoga yang wafat ketika Tsunami Aceh tahun 2004 mendapat tempat mulia di sisi Allah SWT.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Ketua Team Medis Republika Peduli Aceh – Tsunami 2004