Yang benar adalah TB, bukan TBC, “salah kaprah” yang terus digunakan

Pada 5 Juni 2024 hari ini saya menjadi pembicara pada webinar yang diselenggarakan Forum Diskusi Denpasar (FDD) 12, degan tema “Ada Apa Dibalik Kenaikan Kasus Tuberkulosis yang Sangat Tajam?”. Ini adalah kegiatan webinar ke 191 yang diselenggarakan FDD 12 yang digagas oleh Ibu Lestari Moerdijat, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Koordinator Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah.
Selain materi tehnis penyakit tuberkulosis ini secara mendalam, saya menyampaikan satu hal penting tentang “salah kaprah” istilah selama ini. Sekarang masih banyak pihak yang menulis nama penyakit ini sebagai TBC, yang dibaca sebagai “tebese”. Ada empat kesalahan mendasar disini.

Pertama, kita ketahui nama penyakit ini adalah “tuberkulosis”, dan di kata ini tidak ada huruf “c” nya, jadi singkatan yang tepat harusnya TB dan bukan TBC. Ke dua, memang dalam bahasa Inggris maka tulisannya adalah “tuberculosis”, tetapi dalam bahasa Inggrisnya pun singkatannya juga adalah TB, tidak pakai “C”. Ke tiga, singkatan “TBC” adalah dari bahasa Belanda, jadi tinggalan masa kolonial yang harusnya ditinggalkan. Ke empat, kalau toh ada yang pakai TBC maka harusnya kita semua membacanya sebagai “tebece”, dan salahnya kini dibaca sebagai “tebese”.

Sebagai penutup presentasi saya sampaikan bisa saja ada lima “kepanjangan” kata TB. Pertama, kepanjangan dari TB tentu adalah “Tuberkulosis”. Ke dua, semua pihak harus bekerja bersama untuk menangani masalah penyakit ini di masyarakat, dan hanya dengan kerja bersama maka situasinya dapat dikendalikan dengan baik. Jadi kepanjangan TB ke dua adalah “Tugas Bersama”.

Ke tiga, karena Indonesia adalah penyumbang kasus tuberkulosis terbesar ke dunia, dan karena setiap jam ada 17 orang yang meninggal akibat penyakit ini di Indonesia, maka perlu tekad amat keras untuk menanggulanginya. Jadi, kepanjangan TB ke tiga dapat berarti “Tekad Bersama”. Ke empat, semua kegiatan penanggulangan tuberkulosis adalah untuk mencapai eliminasi TB di negara kita. Jadi, Tugas Bersama dengan Tekad Bersama adalah untuk mencapai kepanjangan TB ke empat, yaitu “Target Bersama”.

Kepanjangan TB ke lima adalah penutup presentasi saya, yaitu “Terimakasih Banyak”.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Dokter Spesialis Paru