Blok Stem Cell Menginspirasi Mahasiswa FK-UY, Tumbuhkan Bibit Peneliti.

Mei 2025, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi (FK-UY) semester 6 mulai belajar blok elektif (kepeminatan).Dari 14 kepeminatan (kuliah pilihan) dibuka FK-UY, terdapat salah satunya blok elektif Stem Cell (sel punca).

Mahasiswa FK-UY dari kepeminatan Stem Cell, Nouv Aqila Bages(NAB), mengungkapkan,ikut blok Stem Cell dapat pengalaman sangat berkesan. Topik ini sangat unik dan belum pernah dibahas pada pembelajaran di kelas.

NAB menyampaikan kekagumannya terhadap kemajuan teknologi di bidang kesehatan, khususnya terkait terapi sel punca memungkinkan proses penyembuhan berasal dari tubuh pasien itu sendiri.

Mahasiswi semester 6 ini mengaku terkesan dan menarik ketika pertama kali masuk ke dalam laboratorium Stem Cell. Bisa melihat langsung sel – sel hidup melalui mikroskop. “ Merasa seolah sedang menyaksikan kehidupan kecil secara nyata,” cakap NAB.

Lebih lanjut, blok elektif Stem Cell terintegrasi dengan praktikum di laboratorium. Kemajuan ilmu biomedis menempatkan pemahaman mengenai sel punca sebagai unsur penting pendidikan kedokteran modern. “Blok Stem Cell bisa menginspirasi mahasiswa FK-UY, tumbuhkan bibit peneliti,” tegasnya.

Mahasiswa FK-UY dari kepeminatan Stem Cell ,Syarafina Laiqa (Syarafina) menambahkan. pengalaman praktikumnya sangat seru dan bikin sadar kalau barang – barang untuk mengkultur sel itu sangat mahal. “Alat – alat seperti ini tidak bisa ditemukan di kalangan umum, hanya tersedia di laboratorium seperti ini,” ujar Syarafina

Lebih lanjut, pembelajaran ini sangat menarik karena dapat langsung menyaksikan bagaimana stem cell dipelajari dan lewat praktik diberikan terasa nyata dan berkesan.

Kegiatan praktikum blok ini dilaksanakan di laboratorium pendidik stem cell milik Universitas Yarsi. Laboratorium tersebut menjadi tempat pertama bagi banyak mahasiswa untuk melihat dan mengenal langsung alat dan prosedur digunakan dalam dunia sel punca.

Laboratorium dinilai sangat memadai dan bersih, sesuai dengan standar dibutuhkan dalam kultur sel. “Keadaan steril menjadi prioritas utama agar sel dikultur tidak mengalami kontaminasi,” tutur Syarafina.

Melalui blok ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pemahaman teoretis, tetapi juga pengalaman langsung dalam mengenal dasar-dasar kultur sel dan teknologi terkait.

Menurut Syarafina, pengalaman tersebut menjadi pemantik minat mahasiswa untuk lebih mendalami penelitian dan membuka wawasan mereka akan potensi besar terapi sel punca di masa depan. (Mahasiswa FK Medical Jurnalism Febi Rahma )