Dosen FEB Yarsi Gelar Workshop Nulis Berita, Finish Visit ke Redaksi Media Indonesia

Saya yakin bapak dan ibu ikut acara pagi ini tidak ingin jadi wartawan. Apalagi meliput berita kelapangan. Pasalnya  sudah mempunyai pekerjaan tetap sebagai dosen. dan seabrek kegiatan tri dharma perguruan tinggi (PT) yang wajib dipublikasikan pada media massa.

Pernyatan itu diungkapkan Pengajar Profesional, Usman, S.Sos., M.Ikom (Pak Usman) saat jadi narasumber Workshop Penyusunan Luaran Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Diterbitkan Dalam Bentuk Publikasi Di Media Populer.

Workshop ini digelar dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Yarsi, Rabu lalu di Universitas Yarsi.

Selanjutnya Pak Usman dengan pengalaman berbagai media nasional di Indonesia mengatakan,semua orang pandai menulis dan mengarang. Tapi menulis berita untuk dimuat di media massa, belum semua orang bisa. Apalagi untuk dimuat pada media mainstream. “lewat workshop semoga  bapak dan ibu dosen dapat Jurus-jurus pencerahan,” ujar Pak Usman.

Dalam Workshop ini, Pak usman, memberi materi Seputar Langkah Sukses Menulis Berita di Media Massa, Studi Kasus Program PKM. Hingga bisa dimuat jadi pemberitaan.

Pak Usman yang mulai jadi wartawan tahun 1988 banyak memberikan langkah-langkah jitu menulis berita, Diantaranya, naskah tulisan dikirim ke media agar jadi berita, naskah tulisan harus menampilkan pembahasan terkini (update).

Jika naskah tulisan berita tidak terkini alias sudah basi, tetapi maksa ingin  tatap dijadikan berita di media mainstream. Biasanya kesempatan  masih ada dan bisa dimuat,asalkan penulis naskah berita harus bisa menampilkan suatu berbeda (unik dan dibutuhkan)

Menurut Pak Usman, jika sudah bisa menulis naskah berita unik dan dibutuhkan,berarti bapak dan ibu bisa jadi terkenal (bersahabat) dengan media mainstream. Malah sebaliknya media mainstream akan selalu meminta bapak dan ibu mengirimkan naskah tulisan berita lalu dimuat di media mainstream tanpa antri.

Diakhir workshop Pak Usman menganjurkan bapak dan ibu,  jika telah mengadakan kegiatan seperti pendidikan,penelitian dan pengabdian masyarakat, jangan malas untuk menulis berita. Lalu dikirim ke media mainstream. “Semua hasil kegiatan termasuk PKM bisa dijadikan naskah tulisan berita dan dimuat dalam media,” tutup Pak Usman.

Sementara Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hesty Juni Tambuati Subing, SE., M.Ak., Ak., QWP., CSRS. (Ibu Hesti) mengatakan, pengabdian kepada masyarakat (PKM) dilakukan para akademisi dan para ilmuwan merupakan perwujudan peran dan tanggung jawab lembaga perguruan tinggi(PT) dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

PKM juga sebagai implementasi dan desiminasi kepada masyarakat dari berbagai temuan hasil penelitian atau kajian  dilakukan  PT.

Bagi Universitas Yarsi, PKM salah satu tugas dan fungsi utama harus dijalankan para dosen, sebagai tenaga fungsional di PT. Berangkat dari dua fanomena tersebut, maka PKM harus ditempatkan pada posisi penting dan menjadi prioritas sebagaimana kegiatan pembelajaran dan penelitian.

Selanjutnya Ibu Hesti menambahkan PKM salah satu poin Tri Dharma Perguruan Tinggi perlu didukung publikasi kedalam media massa populer baik offline maupun online.

Publikasi PKM melalui media massa punya peran penting menyebarluaskan informasi, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memberikan dampak positif lebih luas. Karena itu lewat workshop ini para dosen bisa mengetahui langkah-langkah jitu membuat tulisan berita. “Termasuk tulisan berita PKM dan bisa dimuat di media mainstream,” tutur dosen FEB Yarsi.

Lewat publikasi efektif, PKM dapat menjangkau audiens lebih luas dan lebih banyak orang. Selain itu. “Publikasi juga dapat meningkatkan reputasi institusi pendidikan dan memperkuat citra positif di mata Masyarakat,” ujar Ibu Hesti.

Workshop kali ini, selain diisi dengan pemberian materi,seputar jurus  menulis berita di media massa oleh Pak Usman dan finish (akhir) kegiatan para dosen peserta workshop diajak berkunjung ke Media Indonesia.

Di Media Indonesia dosen-dosen bisa berbincang dan mendapat pencerahan dari dewan redaksi Media Indonesia, seputar kiat sukses menulis berita.

Finish kegiatan di Media Indonesia dengan mengunjungi dapur redaksi Media Indonesia dan juga Metro TV. (usman)