Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas YARSI (Prodi MM SPS-UY) melakukan Aksi Peduli Bagi Masyarakat yang terkena dampak Covid-9 dengan mendistribusikan sembako pada 4 (empat) kecamatan (Minggu-Senin, 19-20/04/2020) yaitu Kecamatan Johar Baru, Cempaka Putih, Kemayoran, dan Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Sebanyak 60 paket sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, tepung terigu, kue-kue, dan lainnya itu merupakan hasil donasi dari Dosen, Mahasiswa dan Alumni MM SPS-UY. Masing masing kecamatan mendapat 15 paket sembako dibagikan kepada masyarakat dengan kriteria kurang mampu secara ekonomi apalagi akibat pemeberlakuan lockdown atau Pembatasan Secara Besar-Besaran (PSBB) oleh pemerintah membuat penghasilan mereka semakin terpuruk.
Ketua Prodi MM SPS-UY, Prof. Dr. Nurul Huda, SE., MM. M.Si. mengatakan Aksi Peduli Bagi Masyarakat yang terkena dampak Covid-9 yang dilakukan oleh Prodi MM SPS-UY ini dinilainya sungguh tepat. Di mana yang lain membagikan Alat Pelindung Diri (APD) kepada masyarakat di tengah wabah ini. Namun, Prodi MM SPS-UY membantu mereka dengan bagi-bagi sembako. Oleh karena keterbatasan angaran yang dikumpulkan, besaran paket sembako tersebut diperkirakan hanya bisa mencukupi untuk 10 hari saja perkeluarga.
“Kami melihat dari aspek ekonomi sesuai dengan program studi kami, karena dampak ekonomi cukup besar bagi masyarakat akibat Covid-19, kita masuk dari aspek ini yang juga menjadi konsen saat PSBB,” kata Prof. Nurul Huda.
“Selain untuk menjaga kesehatan dengan melindungi diri dari bahaya Covid-19, masalah perut atau kebutuhan pokok juga penting. Salah satu upaya pemerintah saat ini agar masyarakat terhindari dari virus corona adalah PSBB, tapi pemenuhan kebutuhan pangan mereka yang ditilik dari aspek kemampuan secara finansial saat PSBB jangan sampai terabaikan,” ujar Prof. Nurul Huda.
Dengan kondisi saat ini, menurut Prof. Nurul menilai bahwa masyarakat yang kurang mampu benar-benar merasakan dampak akibat virus yang berawal dari Kota Wuhan, China ini. Ibarat makan buah Simalakama, menghindar dari Covid-19, tapi kalau uang tidak ada untuk membeli kebutuhan pokok di rumah, berarti bagi mereka sama saja bunuh diri, sama-sama mati juga akibatnya.
“Kami berharap, dampak ekonomi masyarakat saat PSBB terutama yang diberi sembako, secara penghasilan mereka memang berkurang atau terhenti sama sekali sehingga dengan aksi kami, mereka bisa sedikit terbantu secara kebutuhan sehari-hari,” ungkap Prof. Nurul Huda.
Mengutip sebuah Kaidah Fikih yang berbunyi: “Dar’ul mafasid wa jalbun masholih” artinya: “menghindari kerusakan lebih diutamakan dibanding mendahulukan kebajikan”. Prof. Nurul Huda juga memanjatkan sebuah doa, semoga Allah SWT meridhoi aktivitas yang telah kita lakukan semua dan berharap pandemi ini segera berakhir, salam sehat. (ART)