Tunanetra jika dibekali pendidikan dan keterampilan, mereka bisa berdaya dan berkontribusi di sejumlah sektor pekerjaan.Tunanetra sangat pantas diperhitungkan jadi karyawan. Tunanetra layak direkrut di dunia kerja
Pernyataan itu disampaikan Dosen Psikologi Universitas Yarsi, Alabanyo Brebahama, M.Psi., Psikolog (pak Alabanyo) saat acara Pre Employment Soft Skill Training 2025 di Tanggerang Selatan.
Pak Alabanyo mengungkapkan, perhelatan 25-28 Agustus 2025 ini merupakan pelatihan dan pengembangan keahlian bagi mahasiswa tunanetra dan bagian persiapan mereka bekerja secara inklusif di masyarakat. Materi diberikan terkait aspek dirinya., psikologisnya dan keluarga sehingga siap kerja.
Selama empat hari, peserta dibimbing para trainer. Selain saya (Pak Alabanyo)tampil juga rekan trainer,Riselligia Caninsti, M.Psi., Psikolog, serta empat fasilitator dari Fakultas Psikologi Universitas Yarsi.
Mereka memandu peserta melalui rangkaian sesi interaktif dikemas dalam ceramah. Selain itu ada diskusi, dan permainan sebagai pengantar menuju pembahasan berbagai topik pelatihan. Antara lain: analisis tantangan,kekuatan dan kelemahan dan peluang (SWOT) dan Career Planning, Strategi Membangun Karier di Era Digital, Komunikasi Efektif dan Self-Advocacy, Time dan Resource Management, serta penulisan CV . Tidak ketinggalan resume, dan simulasi wawancara.
”Dari semua materi diberikan,harapannya peserta bisa bekerja tepat sesuai diri dan kemampuan,”ujar Pak Alabanyo yang juga jadi ketua panitia.
Jadi para pimpinan tidak usah ragu lagi menerima tunanetra bekerja dan berkarir di perusahaannya. Mereka sudah ikut pelatihan ini siap bekerja dan berkarir. Berbagai pemahaman, pencerahan , pengetahuan dan wawasan sudah diterimanya..
Menurut dosen Psikologi Yarsi ,acara ini hasil kerjasama Universitas Yarsi lewat Fakultas Psikiologi dengan Yayasan Mitra Netra didukung The Nippon Foundation
28 Agustus acara seremonial berakhir, tapi komunikasi terus berjalan. Para peserta akan dipantau lewat komunikasi. Jika ada belum dapat kerja akan diarahkan ikut kegiatan magang dan kursus. ”Termasuk juga kerja freeline,” tutup. Pak Alabanyo yang juga Alumnus Magister Universitas Indonesia.
Sependapat dengan Pak Alabanyo, Kabag Hubungan Masyarakat Yayasan Mitra Netra Aria Indrawati (ibu Aria )mengatakan, dalam pelatihan ini peserta tidak hanya diberi bekal bekerja tapi juga berkarir.
Ibu Aria menerangkan, bekerja itu melakukan sesuatu kegiatan lalu dapat uang dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan berkarir itu butuh proses, ada peningkatan kapasitas , pengembangan diri . Bisa dari tingkat 1 naik hingga level tertinggi.
Berkarir itu ada golongan dan kepangkatan. Contoh di universitas , ada asisten ahli, lektor, lektor kepala hingga guru besar. ”Berkarir itu perlu ketekunan,” ujar Ibu Aria yang juga sarjana hukum
Dalam pelatihan ini peserta diberikan alat dan senjata bagi peserta untuk bisa memutuskan karir yang sesuai. Peserta diajarkan juga membuat biodata yang tepat dan menarik, tidak bohong dan jujur. Kemudian bisa membangun komunikasi verbal dan non verbal , bekal menghadapi wawancara kerja , bekal bisa bekerja kelompok sehingga peserta diberikan sertifikat diakhr acara.
Pelatihan ini dilengkapi praktek dan simulasi. Seperti wawancara dan berkomunikasi seolah-olah wawancara saat mau masuk dunia kerja. Jika kurang akan diberikan penjelasan
Terima kasih Universitas Yarsi, semoga bisa terbangun kerjasama lebih banyak lagi,” tekan Ibu Aria (usman)