Pada dasarnya semua regional WHO tentu melakukan kegiatan2 kesehatan masyarakat yang berjalan baik, sesuai bukti ilmiah terbaru. Jadi di regional manapun satu negara berada maka tidak akan terlalu banyak bedanya.
Di WPRO salah satu keuntungannya adalah krn kita bersama dgn 8 negara ASEAN lain, kecuali Thailand dan Myanmar yang tadinya sama2 kita di SEARO. Artinya kerjasama WHO dan ASEAN jadi lebih mudah koordinasinya.
Semacam “kerugiannya”, kalau di SEARO tadinya hanya ada 11 negara sementara WPRO adalah 37 negara, sehingga kalau ada giliran tahunan (misalnya saja menjadi anggota WHO Executive Board, atau Wakil Ketua Sidang World Health Assembly dll) maka kita tinggal tunggu 11 tahun sekali, tapi dengan jadi anggota WPRO maka kita harus tunggu setiap 38 tahun sekali. Juga, kalau ada team tehnis tertentu di WHO maka biasanya jumlah anggotanya berimbang dari setiap regional, jadi misalnya 1 atau 2 per regional, artinya kalau di SEARO maka kita bersaing antara 11 negara sementara di WPRO bersaing antara 37 negara (termasuk Australia, New Zealand, Jepang, Korea, China dll). Saya sebelum kerja di WHO (waktu masih di Kemenkes) sering sekali jadi anggota berbagai tim kerja WHO, smntra yg dari negara WPRO seringkali diwakili negara-negara seperti Australia, New Zealand, Jepang, Korea, China dll di atas.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018 – 2020