Raker PDPI 2025

Pada 18 dan 19 Januari 2025 saya sebagai Ketua Majelis Kehormatan menghadiri Rapat Kerja Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Bandung. Organisasi kami yang sudah lebih dari setengah abad ini menghimpun lebih dari 1700 Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan dari seluruh Indonesia, yang terhimpun dalam 30 cabang.
Kita tahu bahwa masalah kesehatan paru dan pernapasan merupakan masalah kesehatan penting di dunia dan juga di negara kita. Kita kenal penyakit infeksi paru, baik COVID-19 yang sudah jadi pandemi, tuberkulosis dimana Indonesia masih jadi peringkat ke dua di dunia, ISPA yang tetap jadi masalah kesehatan penting seperti HMPV di China, dan belum lagi infeksi paru lain oleh jamur, bakteri, parasit dll. Kita juga tahu bahwa di masa datang akan ada pandemi kembali, yang menurut para pakar diperkirakan akan bersifat “airborne infection” lagi, jadi kembali akan jadi masalah kesehatan paru dan pernapasan. Setidaknya ada tiga alasannya, pertama menular dengan lebih cepat, ke dua sulit menghindari pola penularan melalui udara dan ke tiga dampak penyakitnya yang berat.
Penyakit paru yang tidak menular, non infeksi, juga jadi beban kesehatan masyarakat yang penting, seperti Asma Bronkial, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Kanker Paru dll.
RaKer PDPI 2025 ini antara lain membahas kegiatan ilmiah & penelitian, pembinaan profesi & kesejahteraan, pengembangan organisasi, hubungan luar negeri dan majalah ilmiah. Selain itu juga ada pembahasan tentang JKN & Perumahsakitan, Tanggap Bencana, Diklat & Akreditasi serta Humas dan HCIT. Pada Raker ini saya usul agar HCIT (Health Care Information Technology) berubah namanya lebih spesifik menjadi RCIT (Respiratory Care Information Technology).
Semua pembahasan dan rencana kerja serta kegiatan PDPI dilakukan sebagai bentuk nyata kegiatan PDPI dalam mewujudkan kesehatan paru dan pernapasan bangsa Indonesia.
Prof Tjandra Yoga Aditama
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)