Rekor MURI

Pada 1 April 2024 beberapa hari yang lalu saya bersyukur dan berbesar hati karena mendapat anugerah Rekor MURI sebagai Penulis Artikel tentang COVID-19 Terbanyak di Media Massa. Piagam diserahkan langsung oleh Bapak Jaya Suprana di Museum Rekor Dunia Indonesia di Jakarta.

Dalam pembicaraan dengan Pak Jaya Suprana saya sampaikan tiga hal yang mendorong saya untuk menulis berbagai artikel di media massa ini. Pertama, ketika COVID-19 sedang menjadi masalah kesehatan utama kita maka di teman-teman dan lingkungan saya, serta juga masyarakat luas ada banyak berbagai pertanyaan tentang penyakit ini, dan bahkan ada juga beredar berbagai informasi yang tidak tepat. Karena itu saya menulis berbagai aspek COVID-19 sesuai perkembangannya dari waktu ke waktu, dengan harapan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Pada dasarnya bahan yang saya tulis berdasar dari tiga sumber. Pertama dari WHO, yang berdasar pengalaman saya bekerja di WHO selama 5 tahun maka kajiannya selalu amat dalam dan melibatkan pakar tingkat dunia, sehingga hasilnya tentu dapat dipertanggung jawabkan. Sumber yang ke dua adalah dari jurnal ilmiah kedokteran dan kesehatan yang terbit di masa pandemi COVID-19, dan juga rekomendasi organisasi ternama lainnya seperti Center for Diseases Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, CDC dari beberapa negara lain serta organisasi internasional seperti GAVI, CEPI dll. Sumber tulisan ke tiga tentunya adalah dari dalam negeri kita sendiri, baik pengalaman klinik di lapangan maupun publikasi resmi Kementerian Kesehatan, organisasi profesi kedokteran (IDI, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia -PDPI dimana saya adalah Ketua Majelis Kehormatannya, dll).

Hal ke dua yang mendorong saya membuat artikel-artikel ini adalah karena memang cukup banyak rekan-rekan wartawan yang menghubungi saya dan bertanya berbagai aspek COVID-19, khususnya kalau ada perkembangan baru, kenaikan kasus, ada vaksin baru, varian baru dll. Nah penjelasan ke rekan-rekan wartawan ini lalu saya kemas dalam bentuk artikel sehingga mudah-mudah lebih banyak publik yang dapat mengaksesnya. Hal ke tiga tentang kenapa banyak menulis adalah karena memang saya sejak lama senang menulis artikel di media massa. Saya ingat waktu tahun 1980 baru lulus dokter dan di tempatkan di Puskesmas di Riau (yang waktu itu belum dapat ditempuh dengan jalan darat) maka saya mulai menulis dan dimuat di koran nasional (judul tulisannya Insomnia), senang sekali saya sebagai dokter muda ketika itu.

Pada kesempatan ini saya berterimakasih kepada teman-teman wartawan dan redaksi yang telah memuat artikel-artikel saya, yang kemudian rupanya tercatat dan diapresiasi dalam bentuk Rekor MURI ini. Semoga upaya kita untuk memberi pencerahan kesehatan ke publik secara luas akan sedikit banyak punya dampak bagi peningkatan derajat kesehatan bangsa.

Prof Tjandra Yoga Aditama