Yarsi Sukses Gelar Kajian Islam, Lewat Tadabur Rasakan Hebatnya Al-Quran

Pernah diceritakan kepadanya (Aisyah) ada orang-orang membaca dan menghatamkan Al-Qur’an dalam satu malam satu kali atau dua kali. Aisyah bertanya, mereka itu membaca namun hakekatnya tidak membaca.

Saya pernah bangun malam bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam secara penuh, beliau membaca surat Al-Baqarah, Ali-Imran, dan An-Nisa`, dan beliau tidak melewatkan satu ayat di dalamnya ada (ayat) yang menakutkan melainkan beliau berdoa kepada Allah AzzaWaJalla, dan memohon perlindungan kepada Allah.

Beliau juga tidak melewatkan satu ayat di dalamnya ada ayat tentang berita gembira, melainkan beliau berdoa kepada Allah AzzaWaJalla, dan berharap mendapatkannya.

Demikian awal pemaparan Pimpinan Ar-Rahman Quranic Learning Islamic Center, KH. Bachtiar Nasir Lc,MM dalam Kajian Islam Tematik Universitas Yarsi, didepan para mahasiswa, dosen dan tenaga pendidik pagi tadi.

Ustad Bachtiar membawakan tema kajian kali ini Urgensi Tadabbur Alquran. Banyak informasi dan pengetahuan menarik dibahas, termasuk kutipan hadist.

Terkait pola interaksi dengan Al-Quran umat Islam ada yang salah berinteraksi. Menurut Ustad Bachtiar interaksi tidak boleh dilakukan cara suka-suka kita, interaksi harus dilakukan dengan cara disukai Al-Quran.

Berdasarkan surat Shaad (38) ayat 29, Al-Quran sebuah kitab turunkan Allah SWT kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang mempunyai fikiran.

Tanpa melalui proses membaca, tadabbur terhadap setiap ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca amat sulit dan mustahil seseorang dapat memperoleh pesan-pesan berharga ada di dalamnya.

Inilah sebenarnya feedback hendak dicapai dari proses tadabbur itu. Lewat tadabbur seseorang dapat memahami, menarik dan mengambil pelajaran dari setiap bacaan dibacanya.

“Tadabbur artinya memandang kepada akibat sesuatu dan memikirkannya,” terang Ustad Alumni Islam Madinah.

Mentadabburi perkataan maksudnya memperhatikannya dari permulaan hingga akhir, kemudian mengulangi perhatian itu berkali-kali.

Setiap mukmin pasti ingin hidupnya terang dengan pancaran cahaya Al-Qur’an, tenang terbimbing dengan arahan hidayah Al-Qur’an, dan selamat karena mampu membedakan antara yang hak dan yang batil dengan al-furqan.

Hanya saja dalam faktanya tidak setiap Mukmin mampu mendapatkan manfaat dan berkah serta dapat mendayagunakan fungsi-fungsi Al-Qur’an yang sangat besar itu.

Mengapa banyak orang yang tidak dapat memperoleh kemanfaatan dan keberkahan dari diturunkannya Al-Qur’an?

Jawabannya adalah tidak adanya kesungguhan dari mereka sendiri untuk menemukan pola dan sistem terbaik agar dapat mencapai apa yang mereka inginkan.

Jika dalam diri mereka tidak ada kemauan keras meraih manfaat dan berkah yang ditawarkan Al-Qur’an sebagai sumber kebahagiaan hidup, bagaimana Al-Qur’an bisa memberikannya?

Lewat tadabur Al-Quran orang dapat merasakan keagungan dan kehebatan Al-Qur’an. Baik dari keindahan kata-katanya maupun dari kandungan maknanya sangat tinggi dan mendalam sehingga dapat menambah keimanan seseorang.

Acara ini sukses digelar, selain pemaparan komunikatif Ustad Bachtiar, banyak pertanyaan kontruktif prakmatis dari mahasiswa dan tenaga pendidikan, jumlah pesertanya jelang akhir bertambah. (usman).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *