Universitas Yarsi Siap Dilibatkan Dalam Edukasi Jemaah Haji

KBRN, Jakarta: Universitas Yarsi siap terlibat dalam memberikan edukasi kesehatan calon jemaah haji jika dilibatkan oleh pemerintah melalui Badan Penyelenggara Haji (BP Haji). “Kami siap berkontribusi, terutama di bidang kesehatan, karena ini juga menjadi pembelajaran penting bagi calon dokter kami,” kata Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal dalam Seminar Nasional Haji di Universitas Yarsi, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Langkah pertama yang akan dilakukan jika Universitas Yarsi dilibatkan adalah menyusun pola penyiapan jamaah haji, pelaksanaan monitoring di Tanah Suci. Kemudian, intervensi medis yang diperlukan dalam berbagai skenario, termasuk kondisi darurat.

Khusus untuk jemaah lansia, lanjut dia, perlu ditekankan pada pengenalan budaya. Hal itu lantaran, kebanyakan calon jemaah belum pernah bepergian lintas pulau atau mengenal berbagai macam kecanggihan suatu objek.

“Jadi, suasana baru yang dialami jemaah lansia membuat mereka kerap kebingungan bahkan dilanda rasa cemas. Kondisi ini yang sering memicu demensia sehingga ini menjadi tantangan haji dari tahun ke tahun,” ujarnya.

Untuk itu, ia mengusulkan agar dibuat video pendek yang berisi informasi yang tidak hanya soal manasik haji. Namun, juga pengenalan-pengenalan objek yang akan di jemaah selama melaksanakan rangkaian ibadah haji.

“Kalau kita lakukan terus-menerus mudah-mudahan berapa pun umurnya, dari manapun dia berasal. Kemudian, apakah baru pertama kali melakukan perjalanan, tapi karena prosedurnya kita tata, maka makin lama makin baik,” katanya.

Sehingga, lanjut dia, proses edukasi ini, tidak harus dilakukan oleh para pemegang kebijakan haji. “Pelibatan kampus juga dapat menjadi jalan agar penyelenggaraan haji bisa aman, nyaman, dan menyenangkan,” ujarnya.

Sehingga prosedur yang akan dijalani sangat jelas oleh para jemaah. “Misalnya do dan don’t-nya yang mereka harus paham, walaupun dalam bahasa lokal mereka kalau perlu itu mereka pahami,” katanya, menjelaskan.

Ia mengatakan, pesan-pesan tersebut dapat dilakukan dalam video sederhana agar dapat dipahami jemaah secara baik. Terutama, dalam keadaan emergency.

“Kan tidak perlu canggih-canggih pesan-pesan itu. Kadang-kadang dia tertinggal dari rombongan, terlambat di bus, tidak jelas pintu mana keluarnya,” ucapnya.